Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) meminta agar aplikator ojek online (ojol) menghapus skema orderan hemat karena dinilai merugikan pengemudi ojol.
Ketua SPAI, Lily Pujiati, mengatakan bahwa skema orderan hemat ini dapat merugikan pengemudi ojol karena bersifat diskriminatif.
Aplikator memprioritaskan pengemudi yang mendaftar skema hemat untuk mendapatkan pesanan lebih banyak, sedangkan bagi pengemudi yang tidak mendaftar akan sepi pesanan.
"SPAI menuntut dihapuskannya program atau skema orderan diskriminatif yang dipraktekkan perusahaan platform," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, dikutip Minggu (20/4/2025).
Dia mencontohkan bahwa pada platform Grab terdapat skema hemat bernama GrabBike Hemat atau Akses Hemat. Skema ini akan memotong pendapatan pengemudi ojol sebesar Rp 2.000 bila menjalankan pesanan antar penumpang sebanyak 2-5 orderan.
Kemudian, besaran potongan akan bertambah menjadi Rp 3.000 bila menjalankan pesanan dari platform sebanyak 6 orderan atau lebih. Adapun potongan skema hemat mulai berlaku sejak Februari lalu.
Namun, kemudian potongan yang diambil dari pengemudi ojol menjadi naik mulai April ini, yakni menjadi Rp 20.000 untuk menjalankan pesanan dari aplikator sebanyak 10 orderan atau lebih.
Baca Juga: Gabungan Serikat Ojol Siap Gelar Demo Protes Terhadap Grab, Ini Alasannya
Tidak hanya Grab, aplikator Gojek juga menerapkan skema yang mirip melalui skema argo goceng. Pengemudi dibebankan potongan hingga Rp 3.300 setiap menjalankan perintah orderan dari aplikator.
Contohnya, saat pengemudi ojol menjalankan pesanan antar makanan, mereka akan memperoleh pendapatan senilai Rp 8.800. Namun, dengan diberlakukannya skema tersebut, pengemudi hanya mendapatkan Rp 5.000.
"Semua potongan itu semakin memberatkan karena selain itu, platform masih melakukan potongan setiap orderan yang dikerjakan pengemudi ojol sebesar 30-50 persen. Belum lagi biaya operasional yang harus ditanggung pengemudi ojol," ungkapnya.
Oleh karenanya, dia meminta pemerintah untuk tegas terhadap aplikator ojol agar menghapus skema tersebut.
Sebelumnya, Director Mobility and Logistics Grab Indonesia, Tyas Widyastuti, mengatakan bahwa program akses hemat merupakan program tambahan baru yang bersifat opsional kepada mitra pengemudi untuk mendapatkan akses pada layanan GrabBike Hemat.
Baca Juga: Ramai Demo Ojol soal Grab Hemat, Grab Indonesia Angkat Bicara