kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengrajin tahu-tempe khawatir pelemahan rupiah


Rabu, 25 Juni 2014 / 18:10 WIB
Pengrajin tahu-tempe khawatir pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Ada satu bagian tubuh yang bisa digunakan untuk melihat kemunculan gejala kolesterol tinggi, yakni kuku Anda.


Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pasokan kedelai ke pengrajin tahu dan tempe hingga saat ini masih lancar. Meski demikian muncul kekhawatiran akan tren meningkatknya harga kedelai karena nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar Amerika Serikat.

Aip Syarifuddin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengatakan, untuk saat ini pasokan kedelai masih lancar dengan berbagai variasi kualitas dan harga. Berdasarkan pantauan Gapkindo, rata-rata harga kedelai yang dibeli pengrajin tempe dan tahu berda dikisaran Rp 8.500 per kg-Rp 9.000 per kg.

Menurut Aip, harga tersebut masih cukup terjangkau bagi para pengrajin tempe dan tahu. Namun, kekhawatiran pengrajin tahu dan tempe mulai muncul ketika mata uang rupiah kembali melemah hingga menyentuh Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat.

Agar produksi pengrajin tempe dan tahu dapat bertahan, Aip mengharap agar pemerintah segera mewujudkan swasembada kedelai nasional. Disamping itu, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 tahun 2013 tentang Penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai diimplementasikan. 

Sejak ditandatangani pada bulan Mei tahun lalu, Perpres tersebut urung dijalankan. "Kami menghimbau, agar Perpres tentang tata niaga kedelai di jalankan. Sebingga pasar tidak bebas lagi dan lebih dapat dikontrol," kata Aip, Rabu (25/6).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) impor kedelai pada kuartal I tahun ini sebanyak 521.819 ton, atau meningkat 122% dibandingkan periode yang sama tahun 201 lalu yang hanya sebanyak 234.934 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×