kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pengusaha bauksit tetap membangun smelter


Sabtu, 28 Maret 2015 / 14:56 WIB
Pengusaha bauksit tetap membangun smelter
Warga berbelanja di sebuah supermarket di Depok, Jawa Barat, Senin (2/10/2023). Indofood Sukses Makmur (INDF) Dapat Berkah Penurunan Harga Gandum.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pengusaha bauksit tidak akan patah arang meskipun usulannya untuk dapat mengekspor bijih aluminium tidak diakomodasi pemerintah. Mereka tetap melanjutkan investasi untuk merealisasikan pembangunan smelter alumina.

Erry Sofyan, Direktur PT Harita Prima Abadi Mineral mengatakan, proyek pembangunan pabrik dengan produk akhir berupa smelter grade alumina (SGA) yang tengah dikembangkan Well Harvest akan tetap jalan meski pemerintah tak memberikan insentif berupa kemudahan mengekspor bijih aluminium. "Kami tak mungkin mundur lagi karena konstruksinya sudah jalan," kata Erry ke KONTAN, Jumat (27/3).

Harita adalah anak usaha PT Cita Mineral Investindo Tbk yang mengempit 30% saham Well Harvest. Sedangkan kepemilikan terbesar di pa-brik alumina itu digenggam oleh China Hongqiao Group Limited sebesar 55% saham.

Erry bilang, dalam pembangunan smelter, perusahaannya telah melakukan investasi senilai US$ 265,6 juta, atau sekitar Rp 3 triliun. Rencananya, unit I dengan kapasitas 1 juta ton akan comissioning pada Desember mendatang.

Sementara, Zulnahar Usman, Direktur Utama PT Bintan Alumina Indonesia mengatakan, perusahaannya telah mengantongi izin untuk membangun pelabuhan dari Kementerian Perhubungan. Fasilitas itu termasuk infrastruktur smelter di Bintan, Kepulauan Riau.

"Kami akan segera memulai konstruksi pelabuhan untuk memudahkan akses keluar barang dan mesin-mesin smelter. Setelah pelabuhan selesai, baru akan kami lanjutkan dengan dengan konstruksi smelter," ujar Zulnahar.

Untuk pembangunan pabrik alumina, Bintan menggandeng Nanshan Alumunium Co Ltd dengan investasi sekitar US$ 1 miliar. Bahkan, ke depan perusahaan itu juga berencana mengembangkan usaha dengan membangun smelter logam alumunium dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang total investasinya US$ 6 miliar.

Menurut Zulnahar, pekan ini pihaknya menggelar penandatangan kerja sama resmi dengan Nanshan Alumunium di China di hadapan Presiden Joko Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×