kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,00   -5,29   -0.58%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha hutan klaim manfaatkan hasil litbang untuk kelola lahan gambut


Minggu, 24 Oktober 2021 / 21:18 WIB
Pengusaha hutan klaim manfaatkan hasil litbang untuk kelola lahan gambut
ILUSTRASI. Ketua Umum APHI, Indroyono Soesilo


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

Sementara itu peneliti dari Sinar Mas Forestry Corporate R&D, Budi Tjahjono menjelaskan, untuk mengimplementasikan praktik terbaik pengelolaan gambut, pihaknya melakukan penelitian untuk pengembangan spesies tanaman alternatif selain Acacia crassicarpa.

"Penelitian dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, UGM, dan Deltares," katanya.

Penelitian dilakukan di Kabupaten Siak dengan 14  percobaan. Spesies tanaman yang diteliti di antaranya adalah balangeran (Shorea balangeran), gelam (Melaleuca leucadendra), geronggang (Cratoxylon arborescens), dan terentang (Camnosperma coriaceum).

Spesies tanaman yang dicari adalah memiliki pertumbuhan yang cepat dan karateristik serat yang sesuai dan lebih tahan basah, dengan muka air paling rendah antara 0-0,25 meter dari permukaan.

Menurut Budi, dengan tinggi muka air tersebut tanaman yang dimafaatkan saat ini, Acacia crassicarpa memang masih bisa tumbuh cepat pada usia 0-6 bulan. Namun kemudian melambat dengan tingkat kematian yang tinggi.

Sementara spesies lain seperti balangeran, gelam, dan geronggang masih bisa tumbuh dengan relatif baik.

Budi juga mengungkapkan, pihaknya bersama KLHK juga melakukan penelitian perbenihan dan pembibitan untuk spesies-spesies alternatif tersebut.

Hasilnya, balangeran dan geronggang sudah bisa diperbanyak dengan memanfaatkan teknologi tissue culture sehingga menjamin kualitas pohon yang dihasilkan.

Baca Juga: Total lahan yang tersertifikasi ISPO mencapai 4,53 juta ha hingga Maret 2021

Dari hasil penelitian, kata Budi, balangeran dan gelam potensial untuk dikembangkan sebagai tanaman alternatif di hutan tanaman karena memiliki produktivitas relatif tinggi di area basah, mencapai masing-masing 45,8 m3/ha dan  39,77 m3/ha setelah 4 th. 

Meskipun ini belum sebanding dg produktivitas Acacia crassicarpa di area gambut normal yg bisa mencapai 120 m3/ ha pada umur 4 th.

Sementara itu pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bandung Sahari menyatakan pelaku usaha perkebunan sawit juga berkomitmen untuk menerapkan pengelolaan gambut terbaik. 

Dia menyatakan pemanfaatan gambut untuk perkebunan sawit berkelanjutan telah terbukti salah satunya di Labuanbatu, Sumatera Utara, yang telah berusia lebih dari 100 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×