kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha ingatkan pemerintah bila stok jagung kurang harga ayam dan telur naik lagi


Rabu, 30 Januari 2019 / 15:36 WIB
Pengusaha ingatkan pemerintah bila stok jagung kurang harga ayam dan telur naik lagi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha bidang perunggasan mengingatkan stok jagung harus menjadi prioritas yang dijaga pemerintah. Pasalnya, bila jagung tidak tersedia maka bisa berimbas pada harga maupun kualitas sumber protein utama di Indonesia, yakni ayam dan telur.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perunggasan Indonesia (GAPPI) Anton J Supit menyatakan, rata-rata kebutuhan jagung industri pakan ternak sebanyak 800.000 ton per bulan. Kemudian ditambah kebutuhan industri peternak menengah sebanyak 1.000 ton sehari. Maka dalam sebulan konsumsi jagung mencapai 900.000 -an ton.

Artinya kebutuhan jagung sebanyak itu harus sudah ada. Meski di atas kertas Kementerian Pertanian (Kemtan) mengklaim stok jagung berlebih dan ada panen yang terus berlangsung di sejumlah daerah seperti daerah Grobongan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Total areal jagung yang diklaim Kemtan memasuki masa panen seluasĀ 4.436 hektare.

"Tapi faktanya harga masih mahal dan tidak semudah itu kita mendapatkan jagung," kata Anton kepada Kontan, Rabu (30/1). Saat ini rata-rata harga jagung Rp 6.000 per kilogram (kg) atau naik 50% di atas harga batas atas yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) sebesar Rp 4.000 per kg.

Menurut Anton, ada risiko bila stok jagung kurang. Pertama, harga ayam dan telur melonjak untuk mengimbangi biaya beli pakan. Kedua, komposisi pakan berubah dan kualitas ayam dan telur turun karena tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang tepat.

"Efeknya komposisi pakan jagung yang awalnya 50% diturunkan jadi 30%. Pengaruhnya nanti ke kualitas telur yang dihasilkan akan berubah," ujar Awan Sastrawijaya pengurus Asosiasi Pinsar Petelur Nasional, menambahkan, kepada Kontan.co.id.

Tak hanya itu, Awan juga melihat persaingan penyerapan jagung yang dilakukan oleh industri feedmill dan peternak juga harus kembali diregulasikan. "Idealnya, jagung impor ini juga bisa masuk ke feedmill," kata Awan.

Alasannya, selama ini pihak yang membutuhkan jagung dalam jumlah banyak adalah feedmill yang menghasilkan pakan. Sehingga bila pihak mereka juga mendapatkan bantuan kepastian stok, harga pakan bisa turun dan berimbas pada penurunan harga ayam dan telur juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×