kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mebel Chitose Internasional masih disokong e-katalog LKPP


Senin, 06 Agustus 2018 / 18:24 WIB
Penjualan mebel Chitose Internasional masih disokong e-katalog LKPP
ILUSTRASI. RUPS PT Chitose Internasional Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mebel dan furnitur, PT Chitose Internasional Tbk (CINT) masih optimis memperoleh pertumbuhan yang terus positif hingga akhir tahun nanti. Pertumbuhan penjualan yang tercapai dobel digit semester I-2018 kemarin mendorong perseroan untuk meningkatkan kinerjanya.

Menilik laporan keuangan perseroan sampai Juni 2018, penjualan bersih naik 10,4% menjadi Rp 159 miliar year on year (yoy) dibandingkan semester I tahun lalu, Rp 144 miliar.

"Kebanyakan disumbang oleh penjualan reguler, yang proyek belum maksimal," ujar Helina Widayani, Corporate Secretary PT Chitose Internasional Tbk (CINT) kepada Kontan.co.id, Senin (6/8).

Sementara pemesanan segmen proyek, e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) belum banyak terserap. Hal ini mempengaruhi gross margin CINT, yang menyebabkan laba bersih tergerus.

Dalam laporan keuangan perseroan, laba bersih tercatat turun 27% dari Rp 9,9 miliar di semester I 2017 menjadi Rp 7,1 miliar di semester I tahun ini. Padahal laba bruto tercatat naik 4,1% menjadi Rp 49,7 miliar yoy.

Helina mengatakan, penyerapan tender e-katalog yang bergeser ke semester II menyebabkan ada gap di gross margin sekitar 1,6% dibanding tahun lalu dan mempengaruhi bottomline perseroan.

Berapa nilai dari tender tersebut, dia tidak enggan merincikannya, yang terang dari deal tender yang sudah CINT terima di semester I lalu sekitar 40% dari target tahun ini, namun realisasinya sepanjang semester tersebut baru kisaran 30% sana.

Masuk semester II ini, perseroan bakal menggenjot penjualan segmen proyek tersebut. "Kalau Agustus ini open lagi, kami September mulai running lagi," sebut Helina.

Selain itu perusahaan juga berfokus pada pengenalan new product lainnya. Lewat pendekatan Bussiness to Customer (B2C), perseroan juga aktif mempenetrasi pasar dengan beberapa anak perusahaannya yang bergerak dibidang marketing.

Sementara dari sisi produksi, Helina mengaku lini manufaktur yang dimiliki perseroan masih bekerja maksimal. "Dari sisi operasional kami relatif masih normal, kenaikan inflasi maupun pelemahan rupiah terhadap dollar amerika belum berdampak terlalu signifikan karena transaksi valas kami juga tidak banyak," urainya.

Sebelumnya CINT menargetkan pertumbuhan revenue sekitar 3.5% sampai akhir tahun ini, namun menurut Helina melihat raihan semester I kemarin perseroan optimis bisa meraih angka yang lebih tinggi. Sementara untuk bottomline, target pertumbuhan sekitar 11% masih diupayakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×