kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.869   -59,00   -0,35%
  • IDX 6.497   51,23   0,79%
  • KOMPAS100 934   7,46   0,81%
  • LQ45 728   5,80   0,80%
  • ISSI 207   1,28   0,62%
  • IDX30 377   1,86   0,50%
  • IDXHIDIV20 455   2,48   0,55%
  • IDX80 106   0,83   0,79%
  • IDXV30 112   0,83   0,74%
  • IDXQ30 123   0,38   0,31%

Penjualan Motor Nasional Terus Turun, Ini Kata AISI dan Aismoli


Selasa, 22 April 2025 / 08:09 WIB
Penjualan Motor Nasional Terus Turun, Ini Kata AISI dan Aismoli
ILUSTRASI. Penjualan motor domestik baru mencapai 1.683.262 unit pada kuartal I-2025 atau turun 3% dibanding periode yang sama di 2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sepeda motor berbahan bakar minyak maupun listrik menukik di awal tahun ini. Asosiasi pelaku usaha pun memberikan sejumlah catatan yang bisa menghambat laju penjualan motor di dalam negeri.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengungkapkan, penjualan motor domestik pada bulan Maret sebanyak 541.684 unit. Jika diakumulasi sejak Januari, penjualan sepeda motor mencapai 1.683.262 unit pada kuartal I-2025.

Jumlah tersebut mencerminkan penurunan sekitar 3% dibandingkan penjualan motor sebanyak 1.735.090 unit pada periode yang sama tahun lalu. Berbanding terbalik dengan penjualan ekspor yang mengalami kenaikan.

AISI mencatat ekspor motor secara Completely Built Up (CBU) mencapai 134.775 unit pada Januari - Maret 2025. Meningkat sekitar 15% dibandingkan ekspor 117.205 unit pada kuartal I-2024.

Sigit bilang, mayoritas ekspor ditujukan ke negara Asia Tenggara, serta kawasan Asia dan Eropa. Meski ekspor menanjak, tapi Sigit menyoroti penjualan di dalam negeri yang mengalami penurunan.

Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Januari 2025 Anjlok 70% YoY, Ini Penyebabnya

Menurut Sigit, penurunan penjualan sepeda motor ikut terimbas oleh pelemahan daya beli masyarakat. Pada saat yang sama, lembaga pembiayaan juga semakin selektif dalam memberikan kredit.

Sigit pun belum melihat ada dorongan yang bisa mendongkrak penjualan sepeda motor di sisa tahun ini. Apalagi di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi, pelemahan daya beli, serta pelemahan nilai tukar rupiah.

Sebelumnya, AISI memproyeksikan penjualan sepeda motor pada tahun 2025 bisa mencapai 6,4 juta - 6,7 juta unit. Namun, mempertimbangkan dinamika terkini, AISI berpotensi memangkas target penjualan sepeda motor di tahun ini.

"Kami melihat kondisinya. Sebelumnya ada opsen pajak, kemudian perkembangan ekonomi seperti ini, yang bisa berpengaruh ke daya beli. Jadi kami akan lihat seperti apa. Kalau masih seperti ini, terpaksa akan revisi," kata Sigit kepada Kontan.co.id, Senin (21/4).

Penjualan sepeda motor listrik juga belum bisa tancap gas. Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi memberikan gambaran, tingkat penjualan motor listrik pada kuartal I-2025 baru menyentuh 20%-30% dibandingkan realisasi penjualan pada tahun lalu.

Padahal, Aismoli memprediksi penjualan motor listrik tahun ini akan melonjak signifikan, hingga bisa menembus level 200.000 unit. Melejit lebih dari 200% dibandingkan tingkat penjualan motor listrik pada 2024 yang sekitar 62.000 unit.

Baca Juga: Penjualan Motor Baru Alami Tren Penurunan pada Awal 2025, Ini Penyebabnya

Menurut Budi, laju penjualan motor listrik bergerak lambat akibat insentif dari pemerintah yang masih menggantung. Pelaku usaha sepeda motor listrik pun menagih realisasi keberlanjutan insentif pada tahun ini.

"(Target penjualan 200.000 unit) itu dengan catatan ada program bantuan pembelian. Tapi sampai sekarang masih menggantung, jadi kami sulit memprediksi. Masyarakat masih wait and see," kata Budi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan memperpanjang insentif pembelian motor listrik sebesar Rp 7 juta per unit. Budi bilang, masyarakat menahan pembelian untuk menunggu realisasi kebijakan tersebut.

Aismoli pun menagih kejelasan mengenai detail skema pemberian insentif. Sebab, insentif dari pemerintah untuk pembelian sepeda motor listrik berdampak signifikan, dengan kontribusi mencapai 70%-80% dari total penjualan.

Meski, Budi memahami, dinamika ekonomi dan kemampuan anggaran pemerintah tahun ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dengan adanya program yang membutuhkan dana besar seperti makan bergizi gratis, serta kebijakan efisiensi yang ditempuh pemerintah.

"Namun demikian, berapa pun besarnya (insentif), apa pun skemanya, harapan kami bisa cepat. Segera dieksekusi apa pun bentuknya. Mudah-mudahan akan ada keputusan, minimal di semester pertama, jadi masih punya waktu (untuk meningkatkan penjualan)," tandas Budi.

Selanjutnya: Bursa Asia Pasifik Dibuka Melemah Terdampak Tekanan Trump terhadap Bos The Fed

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 22 April 2025: Antam Naik Rp 26.000, UBS Naik Rp 24.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×