Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) memproyeksikan prospek penjualan motor listrik di kuartal III-2025 tetap positif, meski diakui tidak secepat dua tahun sebelumnya.
Faktor infrastruktur dan daya beli masyarakat dinilai masih menjadi tantangan utama dalam memperluas pasar kendaraan listrik roda dua di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal AISMOLI, Hanggoro, mengatakan bahwa secara umum tren penjualan motor listrik di sepanjang kuartal I tahun ini sudah menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Kalau kita melihat dari kuartal I, beberapa teman-teman sudah ada menunjukkan tren positif, tapi memang tidak sekencang pada waktu tahun–dua tahun yang lalu,” ujar Hanggoro kepada Kontan, Senin (14/7).
Ia mengakui bahwa sebagian anggota asosiasi masih menghadapi tantangan dari sisi penjualan. Meski demikian, AISMOLI tetap optimistis tren positif tersebut akan berlanjut di kuartal III.
Baca Juga: Ini Penyebab Penjualan Motor Listrik Menurun Drastis pada Awal 2025
"Kita tetap optimis bahwa ke depannya kita masih bisa untuk melanjutkan tren positif ini,” jelasnya.
AISMOLI menilai bahwa saat ini upaya peningkatan penjualan tidak cukup hanya mengandalkan insentif fiskal seperti subsidi harga. Perlu juga dorongan dari sisi non-fiskal, khususnya terkait penyediaan fasilitas pendukung motor listrik seperti charging station dan swap station.
“Salah satunya mungkin untuk kita mendorong semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk memperbanyak fasilitas charging station, swap station untuk roda dua. Ini yang kita coba untuk dorong,” kata Hanggoro.
Menurut Hanggoro, kekhawatiran masyarakat terhadap keterbatasan lokasi pengisian daya dan penukaran baterai masih menjadi faktor penghambat utama dalam adopsi motor listrik.
Baca Juga: AISMOLI Sebut Wacana Subsidi Motor Listrik pada Agustus, Dorong Kenaikan Penjualan
Oleh karena itu, AISMOLI aktif berkoordinasi dengan PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memperluas infrastruktur tersebut.
Selain itu, AISMOLI juga mendorong terciptanya kawasan atau area khusus yang menjadi contoh penerapan ekosistem kendaraan listrik secara masif.
"Misalkan ada semacam satu area yang merepresentasikan ekosistem kendaraan listrik. Jadi memang di area tertentu itu kita usulkan penggunaan kendaraan listrik yang masif untuk operasionalnya,” jelas Hanggoro.
Dengan semakin banyaknya sepeda motor listrik beredar di lapangan, AISMOLI berharap kesadaran masyarakat terhadap kendaraan listrik akan semakin meningkat.
Baca Juga: Pemerintah akan Memberikan Insentif Motor Listrik, Siapkan Anggaran Rp 250 Miliar
“Kita mengharapkan efek positif ini bisa menular ke mereka yang belum menggunakan kendaraan listrik, khususnya sepeda motor listrik,” imbuhnya.
Meski demikian, Hanggoro mengakui bahwa tantangan lain masih tetap ada, seperti belum pulihnya daya beli masyarakat serta dampak dari pencabutan subsidi motor listrik yang terjadi tahun lalu.
“Efek dari tidak adanya subsidi tahun lalu juga ini masih mempengaruhi penjualan sepeda motor listrik di tanah air,” kata dia.
AISMOLI berharap para produsen motor listrik dapat lebih kreatif dalam menawarkan produknya ke pasar, baik melalui program penjualan, strategi pemasaran, maupun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan produk.
“Kita akan coba dorong yang bisa untuk memberikan stimulus kepada masyarakat untuk mau beralih ke sepeda motor listrik,” tutup Hanggoro.
Baca Juga: Tak Mau Kalah Dengan Motor Bensin, Motor Listrik Ini Ikut Ramaikan Jakarta Fair 2025
Selanjutnya: Marketplace Jadi Pemungut Pajak, Ditjen Pajak Ungkap Dampaknya ke Penerimaan
Menarik Dibaca: Bitcoin di Atas US$ 120.000, Robert Kiyosaki Bilang Ini Saat Terbaik Menjadi Kaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News