kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Penjualan Motor Baru Alami Tren Penurunan pada Awal 2025, Ini Penyebabnya


Senin, 17 Februari 2025 / 19:09 WIB
Penjualan Motor Baru Alami Tren Penurunan pada Awal 2025, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Penjualan motor baru di Indonesia pada Januari 2025 tercatat turun 5,98% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan motor baru di Indonesia pada Januari 2025 tercatat mengalami penurunan signifikan sebesar 5,98% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. 

Berdasarkan data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor pada Januari 2025 mencapai 557.191 unit, sedangkan pada Januari 2024, jumlahnya mencapai 592.658 unit. 

Menurut Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan ini. Salah satu faktor utama adalah perlambatan ekonomi yang menyebabkan ketidakpastian di awal tahun. 

Kata dia, hal ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, khususnya di segmen menengah ke bawah, yang merupakan segmen terbesar dalam pasar sepeda motor. 

"Ketidakpastian ekonomi membuat konsumen lebih berhati-hati dan menunda pembelian, khususnya untuk barang-barang konsumsi besar seperti sepeda motor," jelas Yannes kepada KONTAN, Senin (17/2).

Baca Juga: Aturan DHE 100% Bakal Dukung Rupiah di Tengah Kekhawatiran Tarif Trump

Selain faktor ekonomi, Yannes juga menyebutkan bahwa kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah turut memberikan dampak signifikan pada harga sepeda motor. 

"Kenaikan kurs dolar AS membuat harga sepeda motor menjadi lebih mahal, terutama di segmen entry level yang lebih sensitif terhadap harga. Hal ini berpengaruh langsung terhadap penurunan minat beli," jelas Yannes.

Kebijakan pajak baru yang mulai berlaku pada Januari 2025 juga turut memengaruhi pasar. Salah satunya adalah penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12%, yang dapat menyebabkan lonjakan harga motor. 

"Adanya ketidakpastian terkait opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) yang berpotensi menaikkan harga motor turut membuat konsumen menahan pembelian mereka," tambah Yannes.

Daya beli masyarakat, khususnya segmen menengah ke bawah, menjadi faktor utama dalam penurunan penjualan motor di Indonesia. 

"Masyarakat di segmen ini cenderung memilih motor dengan harga terjangkau. Ketika ekonomi melambat dan daya beli melemah, mereka lebih memilih untuk menunda keputusan pembelian motor baru," jelasnya.

Meski demikian, ada beberapa solusi yang dapat mendorong peningkatan penjualan di tengah tantangan ekonomi ini. Yannes menyebutkan bahwa pemberian insentif pajak oleh pemerintah telah terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan motor. 

"Pemberian insentif bagi sepeda motor, terutama motor listrik, seperti yang dilakukan pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya, dapat menjadi stimulus yang baik," ujarnya.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini (17/2), Simak Sentimennya

Selain itu, produsen motor juga bisa mengadakan pameran yang dirancang khusus untuk menggenjot penjualan dengan menawarkan berbagai promo menarik. 

"Pameran ini memberikan platform bagi APM (Agen Pemegang Merek) untuk memasarkan produk mereka langsung kepada konsumen dengan berbagai penawaran, yang bisa meningkatkan minat beli," tambahnya.

Yannes juga mengusulkan agar produsen sepeda motor menyediakan pilihan pembayaran yang lebih ringan, seperti uang muka (DP) yang lebih terjangkau dan tenor yang lebih panjang dengan bunga serendah mungkin.

"Ini bisa menjadi solusi bagi konsumen di segmen menengah ke bawah yang terdampak oleh kondisi ekonomi yang lebih lemah," tuturnya.

Dengan faktor-faktor tersebut, AISI sebelumnya menargetkan penjualan sepeda motor Indonesia pada 2025 akan mencapai kisaran 6,4 hingga 6,7 juta unit. Namun, target ini diperkirakan akan direvisi turun sekitar 20% karena dampak lonjakan harga akibat kebijakan pajak baru, pemulihan ekonomi yang lebih lambat, dan ketidakstabilan nilai tukar rupiah. 

"Saat ini, daya beli masyarakat, khususnya di segmen low-end, semakin melemah, sehingga banyak orang memilih untuk menunda pembelian motor baru. Di sisi lain, segmen middle-up class cenderung lebih tertarik pada sepeda motor listrik yang lebih mahal," pungkasnya.

Selanjutnya: Indro Kecewa Berat! Tak Dapat Royalti Sepeser Pun dari Penayangan Ulang Warkop DKI

Menarik Dibaca: Tips Aman Lakukan Pembayaran via QRIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×