kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.890   -36,55   -0,53%
  • KOMPAS100 999   -5,91   -0,59%
  • LQ45 772   -5,21   -0,67%
  • ISSI 220   -1,07   -0,48%
  • IDX30 400   -2,40   -0,59%
  • IDXHIDIV20 471   -4,62   -0,97%
  • IDX80 113   -0,69   -0,61%
  • IDXV30 115   -0,40   -0,35%
  • IDXQ30 130   -0,98   -0,75%

Penjualan Perumahan Sawangan Depok Anjlok 50%


Senin, 09 Maret 2009 / 11:05 WIB


Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tingkat suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang tidak kunjung turun, membuat penjualan perumahan di Sawangan lumpuh layu. Penjualan mereka anjlok hingga 50% akibat tingkat suku bunga KPR masih berada di posisi 13%-14%. Padahal, BI rate sudah berada di posisi 7,75%.

Hal ini berdampak bagi pengembang perumahan menengah di Sawangan. Pasalnya sebagian besar konsumen mereka adalah karyawan berpenghasilan sekitar Rp 2,5 juta per bulan. “Akibatnya banyak yang menunggu sampai suku bunga KPR benar-benar kembali normal,” kata Direktur Pengembang Taman Serua Arief Ananda, akhir pekan di Jakarta.

Taman Serua sendiri juga merasakan dampak dari tingginya suku bunga KPR. Saat ini mereka hanya sanggup menjual sekitar 14 unit rumah per bulan. Padahal tadinya mereka sanggup menjual sekitar 24 unit per bulan.

Supaya penjualan mereka tidak makin lesu, Taman Serua melakukan beberapa langkah antisipasi. Misalnya dengan memberikan hadiah langsung berupa televisi 21 inci, kulkas, AC dan mesin cuci. Hadiah ini diberikan kepada konsumen yang langsung membayar DP pertama sebesar 20% dari harga jual rumah. “Ini untuk mendongkrak penjualan. Dengan program itu kami memasarkan 250 unit rumah,” tandasnya.

Cara promosi seperti ini sudah dilakukan sejak bulan lalu dengan target bisa menjual sekitar 20 unit per bulannya. “Kami memang tidak memberikan subsidi suku bunga KPR, sebab konsumen kan lebih butuh rumah yang ada isinya,” tandasnya.

Langkah berbeda dilakukan oleh Grand Sawangan Regency. Saat ini Grand Sawangan hanya sanggup menjual sekitar 15 unit per bulan. Jika dibandingkan, sebelum krisis mereka sanggup menjual 25 sampai 30 unit per bulan. Tapi untungnya penjualan mereka sudah mencapai 60%. “Total unit yang kami pasarkan 470 unit di lahan seluas 20 hektare” tandas M Kahar, Supervisor Pemasaran PT Mitra Musya Mandiri.

Untuk mengantisipasi lesunya penjualan itu, mereka menerapkan subsidi KPR selama tahun pertama. Besaran subsidi sekitar Rp 12 juta sampai Rp 27 juta selama setahun. Dengan begitu konsumen akan mendapatkan keringanan selama tahun pertama. “Bahkan kami pun berani untuk nombok Rp 209.000 per bulan untuk cicilan selama 20 tahun,” katanya.

Biar jelas, berikut ilustrasinya. Jika ada konsumen yang ingin membeli rumah di Grand Sawangan Regency, maka untuk cicilan normal selama 6 tahun sekitar Rp 3,3 juta selama setahun pertama. Berhubung pengembang memberikan subsidi KPR sebesar Rp 2,250 juta maka konsumen cukup membayar sekitar Rp 1,079 juta. “Kalau cicilan 20 tahun maka cicilan pertamanya sekitar Rp 2,041 juta. Bila mendapatkan subsidi maka konsumen tidak perlu keluar duit sama sekali,” ujarnya.

Meski belum ketahuan benar apakah cukup ampuh strategi ini, mereka berharap penjualan bisa terdongkrak kembali. Jika biasanya mereka sanggup menjual 15 unit per bulan, maka dengan program ini penjualan ditargetkan bisa mencapai 20 unit per bulan. “Program ini baru kami berlakukan mulai Maret ini selama setahun,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×