Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berlina Tbk baru saja merilis laporan kinerja tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 yang dipublikasikan pada Rabu (27/5), emiten berkode saham BRNA ini membukukan penjualan neto sebesar Rp 1,22 triliun. Angka ini turun sekitar 7,41% dibanding penjualan neto tahun 2018 yang mencapai Rp 1,31 triliun.
Secara terperinci, penurunan penjualan terjadi di semua segmen operasi. Sepanjang tahun 2019 lalu, penjualan sebelum dikurangi eliminasi alias penjualan bruto pada segmen botol plastik, sikat gigi dan mould tercatat mengalami penurunan sekitar 9,27% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari 964,30 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 874,85 miliar pada tahun 2019.
Sementara itu, penjualan bruto segmen laminating tube dan plastik tube turun 3,04% yoy dari Rp 361,40 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 350,41 miliar pada tahun 2019 lalu.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, Panca Budi Idaman (PBID) tingkatkan segmen online food delivery
Penurunan pada sisi penjualan neto sebenarnya juga diiringi oleh penurunan beban pokok penjualan. Melansir laporan keuangan tahun 2019, beban pokok penjualan turun sekitar 6,36% yoy menjadi Rp 1,15 triliun. Sebelumnya, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 1,23 triliun di tahun 2018.
Kendati demikian, penurunan dari sisi laba sudah bisa terlihat pada laba bruto. Sepanjang tahun 2019 lalu, laba bruto BRNA hanya mencapai Rp 65,23 miliar. Angka ini lebih kecil sekitar 22,75% dibanding laba bruto tahun 2018 yang mencapai Rp 84,44 miliar.
Di sisi lain, beberapa pos beban lain juga tercatat mengalami kenaikan. Beban penjualan misalnya, tercatat naik 16,70% yoy menjadi Rp 45,84 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, beban penjualan BRNA tercatat sebesar Rp 39,27 miliar di tahun 2018.
Kenaikan juga dijumpai pada beban umum dan administrasi serta beban bunga dan keuangan. Mengintip laporan keuangan tahun 2019, beban umum dan administrasi tercatat naik sekitar 8,63% yoy dari semula Rp 79,60 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 86,48 miliar di tahun 2019. Sementara itu, beban bunga dan keuangan naik 7,39% yoy dari Rp 88,85 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 95,42 miliar pada tahun 2019 lalu.
Tak pelak, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias rugi bersih BRNA membengkak menjadi Rp 159,93 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, rugi bersih BRNA tercatat sebesar Rp 33,62 miliar di tahun 2018.
Per 31 Desember 2019 lalu, aset BRNA tercatat sebesar Rp 2,26 triliun. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 953,78 miliar dan liabilitas sebesar Rp 1,30 triliun.
Sementara itu, kas dan setara kas akhir tahun tercatat sebesar Rp 30,52 miliar per 31 Desember 2019 lalu. Jumlah tersebut menyusut sekitar 57,48% dibanding kas dan setara kas awal tahun tahun buku 2019 yang tercatat sebesar Rp 71,81 miliar.
Baca Juga: Awas, sampah plastik bakal meningkat selama masa PSBB di Jabodetabek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News