Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sepatu Bata Tbk belum membukukan kinerja yang prima di enam bulan pertama. Sepanjang Januari-Juni 2020 lalu, penjualan neto emiten sepatu berkode saham BATA tersebut turun hingga 53,91% menjadi Rp 230,92 miliar dibanding periode sama tahun lalu.
Jika ditelusuri, penurunan penjualan terjadi baik pada sisi penjualan domestik maupun ekspor. Mengintip laporan keuangan semester pertama perusahaan yang terbit pada Rabu (20/9), penjualan ekspor BATA di semester I 2020 turun 23,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,55 miliar dari semula Rp 1,94 miliar pada semester I 2019 lalu.
Penurunan yang lebih dalam dijumpai pada penjualan domestik yang turun hingga 54,07% menjadi Rp 228,97 miliar di semester I 2020. Sebelumnya, penjualan domestik BATA mencapai Rp 498,53 miliar di semester I 2019.
Penurunan pada sisi penjualan juga diiringi oleh penurunan pengeluaran pada beberapa pos beban. Hanya saja, memang penurunan pengeluaran yang didapat lebih rendah dibanding besarnya penurunan pada sisi penjualan.
Lihat saja beban pokok penjualan misalnya, pengeluaran BATA pada pos beban tersebut hanya turun 33,91% dari semula Rp 264,60 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 174,85 miliar di semester I 2020.
Walhasil, marjin laba kotor BATA pun menyempit. Tercatat, BATA hanya mengantongi laba kotor sebesar Rp 56,06 miliar di semester I 2020 setelah penjualan neto perusahaan dikurangi beban pokok penjualan. Angka tersebut setara dengan 24,27% dari penjualan neto semester pertama tahun ini, lebih rendah dibanding laba kotor semester I 2019 sebesar Rp 236,48 miliar yang setara dengan 47,19% dari total penjualan neto perusahaan kala itu.
Baca Juga: PT Sepatu Bata Tbk (BATA) Terpacu Menjual Produk Online Selama Pandemi
Pengeluaran pada pos beban lain sama belaka, yakni mengalami penurunan, namun dengan penurunan yang lebih rendah dibanding penurunan pada sisi penjualan. Beban penjualan dan pemasaran misalnya, tercatat hanya turun 19,46% yoy dari Rp 141,76 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 114,17 miliar di semester I 2020. Sementara itu, beban umum dan administrasi BATA tercatat hanya turun 34,27% yoy dari Rp 59,11 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 38,85 miliar di semester I 2020.
Di sisi lain, BATA juga mencatatkan kenaikan pengeluaran pada sisi beban keuangan. Tercatat, beban keuangan BATA melejit 392,09% yoy menjadi Rp 8,78 miliar di semester I 2020. Sebelumnya, beban keuangan BATA hanya mencapai Rp 1,78 miliar.
Setelah penjualan neto dikurangi beban pokok penjualan, beban penjualan dan pemasaran, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya, BATA membukukan rugi bersih sebesar Rp 74,49 miliar di semester I 2020. Asal tahu saja, sebelumnya BATA masih mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 23,49 miliar di semester I 2019.
Per 30 Juni 2020 lalu, total aset BATA tercatat sebesar Rp 979,35 miliar Angka tersebut terdiri atas total ekuitas sebesar Rp 579,08 miliar dan total liabilitas sebesar Rp 400,26 miliar.
Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir periode BATA tercatat sebesar Rp 85,45 miliar per 30 Juni 2020. Sebelumnya, kas dan setara kas pada awal periode BATA pada tahun buku 2020 hanya sebesar Rp 7,68 miliar.
Selanjutnya: Penjualan digital Sepatu Bata (BATA) bertumbuh pesat selama pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News