kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.809   -30,00   -0,18%
  • IDX 6.474   105,33   1,65%
  • KOMPAS100 929   6,24   0,68%
  • LQ45 729   4,71   0,65%
  • ISSI 203   4,38   2,21%
  • IDX30 381   2,44   0,64%
  • IDXHIDIV20 462   3,68   0,80%
  • IDX80 106   0,69   0,66%
  • IDXV30 112   1,17   1,05%
  • IDXQ30 125   0,98   0,79%

Penuh Tantangan, Karoseri Adiputro Prediksi Penurunan Bisnis Bisa Capai 20% pada 2025


Minggu, 13 April 2025 / 18:23 WIB
Penuh Tantangan, Karoseri Adiputro Prediksi Penurunan Bisnis Bisa Capai 20% pada 2025
ILUSTRASI. Pengunjung mengamati bus hasil perusahaan karoseri di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024,. Perusahaan karoseri PT Adiputro Wirasejati memandang pesimistis prospek bisnis karoseri pada 2025. Perseroan memproyeksikan permintaan akan turun 20% dibanding tahun sebelumnya./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/07/2024.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan karoseri PT Adiputro Wirasejati memandang pesimistis prospek bisnis karoseri pada 2025. Perseroan memproyeksikan permintaan akan turun 20% dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Adiputro, David Jethrokusumo, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap industri ini kian berat akibat menurunnya permintaan dari operator bus, serta tantangan ekonomi yang belum membaik pasca pandemi.

"Secara produksi kami masih full, namun jumlah chassis yang masuk sangat menurun, terutama menjelang dan saat musim Lebaran kemarin," jelas David kepada KONTAN, Minggu (13/4).

David menyebut penurunan permintaan tahun ini diperkirakan akan mencapai hampir 20% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

"Melihat kondisi ekonomi internal dan eksternal saat ini, kemungkinan besar tahun ini permintaan karoseri akan turun signifikan," imbuhnya.

Baca Juga: Produsen Karoseri Fokus Garap Pesanan Sektor Swasta di Tengah Efisiensi Anggaran K/L

Tak hanya faktor permintaan, ia juga menyoroti kebijakan impor bus utuh (completely built up/CBU) yang makin mempersempit ruang gerak pelaku industri lokal.

"Kami berharap pemerintah bisa bersikap tegas terhadap impor bus CBU, karena ini sangat merugikan karoseri dalam negeri. Padahal, industri ini padat karya dan punya dampak besar terhadap lapangan pekerjaan," tegasnya.

Bisnis karoseri di Indonesia selama ini sangat mengandalkan proyek-proyek pengadaan armada transportasi umum, pengadaan swasta, serta momen-momen puncak mobilitas seperti Lebaran atau Natal dan Tahun Baru. 

Namun dengan tekanan ekonomi global dan penurunan daya beli, tren pembelian armada baru cenderung melambat.

Baca Juga: Penjualan Karoseri Nasional Diprediksi Tumbuh Moderat pada 2025

David menyebutkan bahwa tanpa adanya katalis dari kebijakan pemerintah, seperti insentif untuk operator atau pembatasan impor CBU, maka industri karoseri nasional bisa semakin terpuruk. 

"Kami khawatir banyak pelaku usaha karoseri yang tidak akan tahan jika kondisi seperti ini terus dibiarkan," tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono mengungkapkan  tingkat keterisian penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) selama musim mudik 2025 turun tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2024 tingkat okupansi mencapai 80%-85%, tahun ini bahkan target 60% pun tidak tercapai.

“Ini menjadi pukulan tambahan bagi industri karoseri, yang sangat bergantung pada keberlangsungan bisnis operator bus,” cetusnya.

Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 11,09 Persen, Hari Ini Tak Bergerak (13 April 2025)

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok 14-15 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×