Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
Menurut Dwi, surplus sebesar 1,5 juta ton tersebut tergolong terbatas. Dia berpendapat, angka surplus yang aman seharusnya sekitar 3 juta -5 juta ton. Dia menyebut, surplus beras di tahun lalu terbantu stok beras Bulog yang sebesar 1,8 juta ton.
Dwi memproyeksi, produksi beras di 2020 tidak akan jauh berbeda dari 2019. Menurutnya, bila terjadi kenaikan atau penurunan, jumlahnya tidak akan signifikan.
Baca Juga: BI sebut inflasi Januari 2020 yang sebesar 0,39% relatif terkendali
Namun, Dwi pun mewanti-wanti adanya pergeseran pola konsumsi dari beras menjadi gandum. Menurutnya, pergeseran konsumsi ini perlu diwaspadai mengingat Indonesia bukan produsen gandum. Dia juga memperkirakan konsumsi gandum di Indonesia sudah mencapai 26% dari total konsumsi pokok.
"Kalau naik menjadi 50% itu sudah gawat, memang akhirnya beras cukup terus. Panen beras menurun tidak masalah, tetapi swasembadanya karena tergantikan oleh gandum," tandas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News