Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Konsep green living alias ramah lingkungan memang sedang menjadi tren di dunia bisnis, termasuk bisnis elektronik. Para produsen elektronik kini berlomba-lomba menawarkan produk elektronik dengan konsep hijau alias ramah lingkungan. Tak terkecuali produsen elektronik asal Swedia, Electrolux.
Kamis (13/8) kemarin, Electrolux meluncurkan Electrolux Ultra Silencer Green, vacuum cleaner yang sebagian bahan bakunya berupa plastik daur ulang. "Kami yang pertama meluncurkan vacuum cleaner daur ulang di Indonesia," kata Haryono Simon, Manajer Umum PT Electrolux Indonesia. Electrolux mengklaim, kandungan bahan daur ulang untuk body vacuum cleaner-nya ini mencapai 55% .
Yang menarik, plastik bahan baku vacuum cleaner tersebut sebagian besar berasal dari bemper mobil bekas. "Dari penelitian, kualitas bahan plastik dari mobil lebih baik ketimbang daur ulang plastik kresek," kata Lanny Kurniawan, Manajer Pemasaran PT Electrolux Indonesia.
Selain terbuat dari plastik daur ulang, Electrolux mengklaim, konsumsi listrik Ultra Silencer Green hanya 1.250 watt. Ini jauh lebih irit dibandingkan konsumsi vacuum cleaner lain yang rata-rata mencapai 2.000 watt.
Ultra Silencer Green juga tidak berisik seperti alat penyedot debu kebanyakan. Ketika dinyalakan, alat ini hanya mengeluarkan suara 71 dB(A). Bandingkan dengan rata-rata vacuum cleaner lainnya yang sebesar 78 dB(A).
Harga Ultra Silencer Green ini Rp 2,8 juta-Rp 3 juta per unit. Electrolus menargetkan penjualan Ultra Silencer Green sebanyak 500 unit hingga akhir tahun ini. Target ini tak sampai 10% dari total target penjualan vacuum cleaner Electrolux. "Karena total varian vacuum cleaner kami ada 20 varian, tapi baru jenis ini saja yang menggunakan bahan baku daur ulang," kata Simon.
Meski tidak ada strategi khusus, Simon yakin target tersebut bisa tercapai. Selain karena bisa memasarkannya lewat 500 gerai di seluruh Indonesia, Simon yakin pasar vacuum cleaner masih besar. Tahun lalu, penjualan vacuum cleaner mencapai 50.000 sampai 60.000 unit. "Tahun ini penjualan diperkirakan tumbuh 20%," katanya.
Simon meyakinkan kualitas produk berbahan daur ulang tidak perlu diragukan. "Meski daur ulang, namun kualitasnya tak kalah dengan produk reguler lainnya," tandasnya. Manajer Produk SDA dan Perawatan Lantai PT Electrolux Indonesia Lila Kusumaningtiyas menambahkan, "Masa pakainya setara dengan produk reguler." Hanya, imbuh Lila, semua tergantung cara pemakaian dan perawatannya.
Fitur harus tetap bagus
Setelah vacuum cleaner, papar Simon, Electrolux akan menggunakan bahan daur ulang untuk produk-produk mereka lainnya. "Semaksimal mungkin kami menggunakan material daur ulang, namun teknologi masing-masing produk itu berbeda-beda," ujarnya. Maka ada produk-produk yang kadar daur ulangnya hanya 10%, ada juga yang lebih.
Dengan meluncurkan produk berbahan baku produk daur ulang, Electrolux ingin meningkatkan imajinya sebagai perusahaan yang ramah lingkungan.
Toh, menurut pengamat pemasaran dari Oktovet, Sumardy, Electrolux tidak bisa semata-mata mengandalkan image baru tersebut untuk menggenjot penjualannya. Sumardy melihat konsumen elektronik akan memperhatikan keunggulan fungsional sebagai pertimbangan utama dalam memilih produk.
Sumardy mengakui, penggunaan bahan daur ulang adalah nilai tambah, "Apalagi sekarang konsep green living sedang menjadi tren." Tapi , imbuhnya, selling point-nya tetap pada kemampuan produk atau fitur-fiturnya.
Jika kemampuan produknya juga bagus, Sumardy yakin, dengan menjadi pionir produsen elektronik ramah lingkungan, Electrolux bakal mendulang manfaatnya dua atau tiga tahun ke depan. "Jika pencitraan berhasil dan penjualannya bagus, maka Electrolux akan dikenal sebagai yang pertama melakukan atau trendsetter," katanya.
Seiring berjalannya waktu dan semakin seringnya edukasi kepada masyarakat tentang konsep green living, kelak produk-produk dari bahan daur ulang akan menjadi pilihan utama masyarakat, asalkan dijual dengan harga terjangkau. "Kalau sekarang segmennya masih sangat terbatas," kata Sumardy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News