Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebulan pasca Lebaran 2025, ternyata kelangkaan kepala bulat atau kelapa parut masih dialami sejumlah pedagang.
Abah Mamat, salah satunya. Salah seorang pedagang kelapa bulat dan jasa giling kelapa di Pasar Senen Jakarta Pusat, mengeluh. Ia mengatakan bahwa pasokan kelapa bulat hingga saat ini masih seret.
"Pasokan masih sendat-sendat gitu. Kadang-kadang dua hari tidak ada kiriman. Kalau sekali kirim didobel, karena takut sendat kirimannya. Jadi didobel buat pasokan dua hari tiga hari," terang Abah Mamat kepada Kontan.co.id, Minggu (27/4).
Abah Mamat pun menyampaikan jika stok kelapa bulatnya sudah kosong dan tak ada kiriman dari pemasok, maka terpaksa ia tidak bisa berjualan.
"Kalau tidak ada (stok) ya nggak jualan. Kadang-kadang pasar lain juga sama gitu, ga dikasih kalau orang mau beli bukan langganan," imbuhnya.
Baca Juga: Harga Kelapa Melonjak! Kemendag: Wacana Ekspor Tunggu Pembahasan Antar Kementerian
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika saat ini harga kelapa bulat sudah mulai turun, jadi Rp 20 ribu per butir. Sebab dulu, pasca Lebaran 2025, harga tertinggi kelapa bulat bahkan sampai Rp 30 ribu.
"Sekarang harganya udah Rp 20 ribuan satu. Dulu habis lebaran sampai Rp 30 ribu satu. Pasokan sempat tidak ada, tapi ini udah turun dikit jadi 20 ribu," tambahnya.
Abah Mamat menduga penyebab dari kelangkaan kelapa di pasaran ialah sebab petani kelapa lebih memilih untuk mengekspor kelapa dibandingkan memenuhi permintaan dalam negeri.
"Dengar-dengar itu, ekspor ya. Jadi kalau udah ga ada ekspor ya mungkin jadi murah lagi," ujarnya.
Baca Juga: Harga Kelapa Meroket, Kara Terpaksa Naikkan Harga Santan Kemasan
Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menyampaikan kebijakan ekspor kelapa bulat yang sebelumnya diwacanakan masih dalam tahap pembahasan internal di tingkat kementerian supaya tidak salah langkah.
Pemerintah berupaya menyeimbangkan antara potensi ekspor dengan kebutuhan pasokan dalam negeri yang mulai terganggu akibat meningkatnya permintaan dari luar negeri.
"Pembahasan ekspor kelapa sedang digodok, lebih lanjut. Intinya pengamanan pasar dalam negeri, kemudian mendorong ekspor. Kebijakan itu pastinya arahnya ke situ," ujar Fajarini usai acara Gambir Trade Talk di Double Tree by Hilton Hotel Jakarta, Kamis (24/4).
Selanjutnya: Bank Mandiri Salurkan KUR Rp 12,8 Triliun per Maret 2025
Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News