Reporter: Kiki Safitri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi teh lokal diprediksi naik tipis hingga akhir tahun 2018 dibanding dengan tahun 2017. Meski begitu, kenaikan tipis ini merupakan sinyal positif bagi produksi teh Tanah Air.
Ketua Eksekutif Dewan Teh Indonesia (DTI) Suharyo Husen memeperkirakan, produksi teh hingga akhir 2018 masih hampir sama dengan tahun 2017 yakni 130.000 ton. Adapun kenaikan produksi teh diprediksi tidak sampai 10%.
"Produksi kira-kira hampir sama. Kalaupun ada peningkatan, paling di bawah 10%, 2% sampai 3% lah,” kata Suharyo saat dihubungi Jumat (19/10).
Sebelumnya Kementerian Pertanian mengklaim angka produksi teh dalam negeri mencapai 139.362 ton pada 2017. Adapun produksi tahun ini diprediksi hanya akan mencapai 140.084 ton.
Suharyo menjelaskan, kenaikan tipis produksi teh ini diakibatkan karena perbaikan lahan melalu Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) yang sudah dilakukan sejak 2014. Saat ini GPATN dinilai sudah memberikan hasil.
“Karena ada perbaikan sekitar 15.000 hektare dengan adanya GAPTN dengan biaya APBN (Anggara Pendapatan dan Belanja Negara). Oleh karena itu tahun 2014 diperbaiki, sekarang sudah menghasilkan,” ungkapnya.
“Jadi ini baru 15.000 hektare yang kira-kira sudah bangkit kembali,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, total area perkebunan teh sekitar 117.000 hektare di Tanah Air. Rinciannya, milik petani adalah 53.000 ha. Sedangkan milik PT Perkebunan Nusantara kira-kira 40.000 ha, dan sisanya 25.000 ha milik swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News