kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

Periklindo Butuh Kebijakan Ini Supaya Industri Kendaraan Listrik Semakin Agresif


Selasa, 29 April 2025 / 16:27 WIB
Periklindo Butuh Kebijakan Ini Supaya Industri Kendaraan Listrik Semakin Agresif
ILUSTRASI. Moeldoko menekankan perlunya campur tangan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal guna mendongkrak pertumbuhan industri kendaraan listrik. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menekankan perlunya campur tangan aktif dari pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal yang agresif guna mendongkrak pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Moeldoko saat membuka Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025. Menurutnya, kebijakan fiskal yang tepat tidak hanya akan memberikan kepastian bagi dunia usaha, tetapi juga mampu menggerakkan pasar kendaraan listrik yang saat ini mengalami stagnasi.

"Perlu kehadiran dan campur tangan pemerintah yang cukup intens. Kebijakan fiskal yang agresif akan memberikan keyakinan kepada investor dan konsumen," ujar Moeldoko di Jakarta, Selasa (29/4).

Baca Juga: Moeldoko: 2 Merek EV China Segera Masuk Indonesia, Pemerintah Dorong Iklim Investasi

Ia menyoroti bahwa kebijakan seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau subsidi langsung, seperti yang sebelumnya diterapkan untuk sepeda motor listrik sebesar Rp7,5 juta hingga Rp10 juta, perlu segera dipastikan kelanjutannya. 

Ketidakpastian ini, kata Moeldoko, membuat konsumen menunda pembelian dan pelaku usaha termasuk dealer mengalami kesulitan.

"Pasar saat ini berhenti karena konsumen menunggu. Para dealer sekarang sudah sakit perut karena tidak ada kepastian soal kelanjutan insentif," ungkapnya.

Baca Juga: EV Makin Dilirik, Periklindo Optimistis Pangsa Pasar Capai 10 Persen pada 2025

Moeldoko juga menyoroti pentingnya kejelasan regulasi teknis seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia meminta adanya fleksibilitas terhadap proyek nasional yang masih membutuhkan teknologi tinggi dari luar negeri, namun tetap mendukung pemenuhan TKDN di masa depan.

Selain itu, Moeldoko menyampaikan bahwa hingga saat ini pemerintah belum mengajak Periklindo berdiskusi terkait kebijakan fiskal tahun ini. "Kita masih menunggu. Sampai sekarang belum ada ajakan dari pemerintah untuk bicara soal ini," pungkasnya.

Selanjutnya: Realisasi Penyerapan Beras Capai 1,7 Juta Ton

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Denpasar Cerah, Tapi, 4 Daerah Ini akan Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×