kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Periklindo Butuh Kebijakan Ini Supaya Industri Kendaraan Listrik Semakin Agresif


Selasa, 29 April 2025 / 16:27 WIB
Periklindo Butuh Kebijakan Ini Supaya Industri Kendaraan Listrik Semakin Agresif
ILUSTRASI. Moeldoko menekankan perlunya campur tangan dari pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal guna mendongkrak pertumbuhan industri kendaraan listrik. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, menekankan perlunya campur tangan aktif dari pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal yang agresif guna mendongkrak pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Moeldoko saat membuka Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025. Menurutnya, kebijakan fiskal yang tepat tidak hanya akan memberikan kepastian bagi dunia usaha, tetapi juga mampu menggerakkan pasar kendaraan listrik yang saat ini mengalami stagnasi.

"Perlu kehadiran dan campur tangan pemerintah yang cukup intens. Kebijakan fiskal yang agresif akan memberikan keyakinan kepada investor dan konsumen," ujar Moeldoko di Jakarta, Selasa (29/4).

Baca Juga: Moeldoko: 2 Merek EV China Segera Masuk Indonesia, Pemerintah Dorong Iklim Investasi

Ia menyoroti bahwa kebijakan seperti pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau subsidi langsung, seperti yang sebelumnya diterapkan untuk sepeda motor listrik sebesar Rp7,5 juta hingga Rp10 juta, perlu segera dipastikan kelanjutannya. 

Ketidakpastian ini, kata Moeldoko, membuat konsumen menunda pembelian dan pelaku usaha termasuk dealer mengalami kesulitan.

"Pasar saat ini berhenti karena konsumen menunggu. Para dealer sekarang sudah sakit perut karena tidak ada kepastian soal kelanjutan insentif," ungkapnya.

Baca Juga: EV Makin Dilirik, Periklindo Optimistis Pangsa Pasar Capai 10 Persen pada 2025

Moeldoko juga menyoroti pentingnya kejelasan regulasi teknis seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ia meminta adanya fleksibilitas terhadap proyek nasional yang masih membutuhkan teknologi tinggi dari luar negeri, namun tetap mendukung pemenuhan TKDN di masa depan.

Selain itu, Moeldoko menyampaikan bahwa hingga saat ini pemerintah belum mengajak Periklindo berdiskusi terkait kebijakan fiskal tahun ini. "Kita masih menunggu. Sampai sekarang belum ada ajakan dari pemerintah untuk bicara soal ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×