kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Peringkat Daya Saing RI Naik, ISEI Soroti Pentingnya Penguatan Industri dan SDM


Minggu, 19 Januari 2025 / 13:25 WIB
Peringkat Daya Saing RI Naik, ISEI Soroti Pentingnya Penguatan Industri dan SDM
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/agr Indonesia berhasil meraih peningkatan signifikan dalam daya saing global, yang tercermin dalam laporan World Competitiveness Ranking (WCR) 2024


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil meraih peningkatan signifikan dalam daya saing global, yang tercermin dalam laporan World Competitiveness Ranking (WCR) 2024 yang diterbitkan oleh *International Institute for Management Development* (IMD). 

Indonesia kini menempati posisi ke-27, naik tujuh peringkat dari sebelumnya yang berada di posisi 34. Pencapaian ini, menurut Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Perry Warjiyo, tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan daya saing di sektor industri.

Perry menekankan pentingnya terus memacu daya saing Indonesia, dengan tujuan untuk menjadi yang terdepan di kawasan Asia. Ia menambahkan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, strategi pembangunan industri Indonesia perlu terus dipertajam, terutama dengan mengoptimalkan peran rantai nilai, baik dalam lingkup global maupun domestik.

“Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai, baik lingkup global maupun domestik,” ujar Perry dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027 di Jakarta, Minggu (19/1).

Baca Juga: Cukai MBDK Diterapkan Semester II, Pengusaha Sebut Harga Produk Bisa Naik Hingga 30%

Pada kesempatan tersebut, Perry juga menegaskan komitmen ISEI untuk terus mendukung dan bersinergi dengan program Asta Cita pemerintah. Dalam hal ini, ISEI akan fokus pada lima program strategis. Pertama, menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. 

Kedua, mengembangkan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian. Ketiga, membangun ketahanan pangan dengan strategi yang terintegrasi sebagai bagian dari Asta Cita ketiga.

“Keempat, kami akan mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusivitas perekonomian dan keuangan. Kelima, penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui program sertifikasi profesi yang akan dilaksanakan oleh lembaga terkait,” tambah Perry.

Perry juga mengungkapkan perhatian terkait dengan sektor pertanian yang mengalami penurunan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, yang hanya mencatatkan angka sekitar 13,71% pada kuartal ketiga 2024. Di sisi lain, angka malnutrisi yang masih mencapai 17,7% dari total populasi menurut UNICEF menunjukkan pentingnya memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.

“Dalam konteks ini, program Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah sangat penting untuk dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas. Ini termasuk adopsi teknologi pertanian modern, perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food, serta mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk memperbaiki sisi permintaan,” jelas Perry. 

Terkait dengan pengembangan SDM, Perry menyoroti laporan Bank Dunia yang mencatat bahwa *Human Capital Index* (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53, yang berarti anak-anak Indonesia hanya mampu mencapai 53% dari potensi produktivitas mereka di usia dewasa. Kondisi ini diperburuk dengan dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran lebih dari dua tahun bagi banyak pelajar.

“Sebagai bagian dari Asta Cita, program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, serta mendorong pengembangan sekolah unggulan di daerah harus menjadi prioritas yang harus dipercepat. Pengembangan riset juga harus dioptimalkan untuk meningkatkan daya saing bangsa,” kata Perry.

Ia juga mengingatkan pentingnya Indonesia mengadopsi strategi yang lebih adaptif dan inovatif, terutama dengan memperkuat kerjasama regional melalui ASEAN serta memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi sektor ekonomi. 

“Digitalisasi dan teknologi akan menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing Indonesia di pasar global. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman agar dapat bersaing di tingkat internasional,” pungkasnya.

Baca Juga: Persaingan Sengit di Pasar Tenaga Kerja Era Digital, Pendidikan Teknologi Jadi Kunci

Selanjutnya: IdScore Sebut Bisnis Pay Later Tumbuh Tiga Kali Lipat dibanding Kartu Kredit

Menarik Dibaca: Bikin Penasaran! Ini 4 Zodiak Wanita Paling Misterius Menurut Astrologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×