kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peritel besar garap gerai mini


Sabtu, 19 Mei 2018 / 08:00 WIB
Peritel besar garap gerai mini


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri ritel mengalami tekanan hebat sepanjang tahun lalu. Ini akibat melemahnya daya beli dan perubahan pola belanja konsumen Indonesia.

Penurunan kinerja yang paling dalam dialami peritel supermarket dan hypermarket. Sementara peritel minimarket masih membukukan penjualan positif.

Merujuk riset AC Nielsen, sampai dengan semester satu tahun 2017 minimarket masih menjadi katalis pertumbuhan industri ritel lantaran naik 7%. Sedangkan untuk format supermarket dan hypermarket hanya naik tipis 0,4%.

Maka, para peritel besar mulai me-review format ritel untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Salah satu peritel yang mengubah format adalah PT Hero Supermarket Tbk (HERO).

Selama ini Hero bermain di pasar ritel dengan format supermarket, hypermarket. Mereka juga punya gerai untuk produk health and beauty dan flagship Hero Supermarket, Giant plus Guardian. Nah, kini mereka melirik minimarket.

Tony Mampuk, General Manager Corporatee Affaiers HERO, menyatakan, pihaknya sudah memulai menggarap format ritel minimarket melalui Giant Mart sejak 2017. Kini, Hero sedang me-review ulang strategi pengembangan bisnis minimarket itu agar bisa bertumbuh.

"Kami mempunyai tiga gerai Giant Mart. Nanti, setelah presiden direktur baru masuk, akan lebih kelihatan arahnya ke mana mengenai Giant Mart," ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

HERO tak sendiri, PT Mega Mahadana Hadiya (Mahadya) juga menggarap format berbeda. Pengelola gerai Loka Indonesia itu juga menggarap segmen baru, yakni supermarket dan convenience store. Keduanya difokuskan menggarap pasar yang berbeda.

Tak hanya bergerak di bisnis consumer retail melalui gerai makanan siap saji, Mahadya terus mengembangkan ritel supermarket dengan flagship Loka. Meysi Gautami, Marketing Manager Loka Indonesia, mengatakan, Loka telah memiliki lima gerai dengan dua format berbeda.

"Loka Lifestyle Supermarket yang menyasar segmen keluarga, sedangkan Loka Lite Convenience Store lebih membidik konsumen pekerja kantoran," katanya.

Lain halnya dengan PT Trans Retail Indonesia yang tetap fokus menggarap format hypermarket dengan flagship Transmart dan Carrefour. Ketimbang menggarap format yang berbeda, perusahaan ini justru mengembangkan konsep baru.

Satria Hamid Ahmadi, General Manager Corporate Communication Trans Retail, menuturkan, saat ini perusahaan fokus pada konsep 4 in 1, yakni berbelanja, bersantap, bermain, dan menonton. Alhasil, belum ada rencana untuk menggarap format ritel yang berbeda. Ke depan, format hypermarket terus dikembangkan dengan konsep konsep 5 in 1 atau 6 in 1 seiring hadirnya hotel dan apartemen milik grup di pusat perbelanjaan yang dikelola.

"Termasuk pengembangan dari konsep hypermarket hybrid dipadukan dengan departement store. Kami fokus di sana dan untuk saat ini belum akan diversifikasi ke ritel kecil seperti minimarket," ujar Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×