Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan blockchain merupakan dua teknologi yang paling banyak menjadi bahan pembicaraan. Banyak yang ingin menerapkan keduanya dalam berbagai bisnis.
Tapi sayang, Indonesia masih tertinggal dalam adaptasi teknologi AI dan blockchain. Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Industri Kecerdasan Artifisial (Korika), Hammam Riza mengatakan, mengatasi masalah ini memerlukan kerjasama antara akademis, industri, pemerintah, dan masyarakat.
Menurut dia, masa depan ekonomi dan masyarakat Indonesia bergantung pada kemampuan kita menyesuaikan dan mengadopsi teknologi blockchain dan kecerdasan buatan. “Kita memiliki tanggung jawab memastikan bahwa manfaat dari inovasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” kata Hammam, dalam keterangannya, Kamis (2/2).
Baca Juga: Satu Tujuan, AS-India Siap Berkolaborasi di Bidang Senjata dan AI untuk Lawan China
Dengan menggabungkan para ahli dari kedua bidang ini, kita dapat meningkatkan inovasi dan mempermudah proses. "Kita dapat menciptakan solusi yang lebih cerdas, aman, dan efisien dibandingkan dengan apa yang dapat kita raih dengan bekerja secara terpisah,” katanya.
Langkah selanjutnya, bagaimana kita memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh teknologi-teknologi ini. AI dan blockchain memiliki potensi menciptakan peluang bisnis baru dan memperbaiki yang sudah ada, yang akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan pembuatan lapangan pekerjaan.
Menyadari adanya peluang dengan kedua teknologi itu, maka Korika dan PT Indonesia Blockchain Persada (BlockToGo) meneken kesepakatan. BlockToGo merupakan mitra Peruri dalam digital business.
Baca Juga: Microsoft Akan Investasi US$ 10 Miliar di Perusahaan Riset Pencipta ChatGPT
Managing Partner BlockToGo, Ginung Pratidina mengatakan, kerjasama ini upaya percepatan adopsi AI dan blockchain yang akan menghasilkan penerapan use cases dari penggabungan keduanya.
“Kami rasakan hal ini perlu untuk dikolaborasikan dengan para pihak termasuk Korika. Ini menjadi perlu karena di negara-negara lain inisiasi blockchain dan AI sudah dilakukan,” ujar Ginung.
Di Indonesia inisiasi blockchain menjadi lebih semarak dengan adanya white paper Bank Indonesia terkait pengembangan Central Bank Digtal Curency (CBDC) dan rupiah digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News