kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Industri Komponen Otomotif Ungkap Tantangan dan Peluang Diversifikasi ke Ekosistem EV


Selasa, 09 September 2025 / 18:58 WIB
Industri Komponen Otomotif Ungkap Tantangan dan Peluang Diversifikasi ke Ekosistem EV
ILUSTRASI. Ekosistem EV yang semakin merebak membawa tantangan sekaligus membuka peluang bagi industri komponen otomotif nasional.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendaraan berbasis listrik alias Electric Vehicle (EV) semakin gencar merangsek pasar otomotif Indonesia. Ekosistem EV yang semakin merebak membawa tantangan sekaligus membuka peluang bagi industri komponen otomotif nasional.

Sayangnya, industri komponen otomotif nasional sedang lunglai lantaran tertekan beban ganda. Lonjakan impor mobil listrik berbasis baterai (BEV) dalam bentuk utuh atau Completely Built Up (CBU) memperkeruh kondisi industri komponen otomotif yang sudah tertekan oleh tren penurunan penjualan kendaraan.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmad Basuki mengamini tekanan yang sedang menimpa industri komponen otomotif nasional. Apalagi, industri komponen lebih banyak memasok ke pabrikan mobil. Sedangkan tren penjualan mobil sedang melandai dalam tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Beban Ganda Menggencet Pemain Komponen Otomotif

Rachmad memberikan gambaran, jika diakumulasi sejak tahun 2023, pasokan industri komponen ke pabrik mobil sudah menyusut sekitar 38%. Dia mengatakan, pihak yang paling terdampak adalah pelaku industri komponen otomotif berskala kecil - menengah yang kebanyakan merupakan pengusaha lokal.

Berbeda dengan produsen skala besar, perusahaan yang memiliki investasi asing atau joint venture dengan perusahaan internasional. Produsen kategori ini memiliki kecukupan modal, teknologi, serta akses pasar yang bisa bertahan hingga melakukan diversifikasi untuk memproduksi komponen EV atau ekosistem pendukung seperti stasiun pengisian (charging station).

Menurut Rachmad, pelibatan industri lokal dalam transisi ke era EV pada akhirnya akan tergantung dari komitmen para pabrikan. "Kalau kendaraan diproduksi di Indonesia dengan kandungan lokal yang cukup, pelan-pelan industri komponen juga akan bertransisi. Kalau kondisi seperti sekarang kebanyakan BEV masih diimpor utuh, industri komponen juga tidak bisa bertransisi," ungkap Rachmad kepada Kontan.co.id, Selasa (9/9/2025).

Sementara itu, sejumlah emiten yang bergerak di industri komponen otomotif sudah menyiapkan diri untuk beradaptasi di era EV. Contohnya emiten dari Grup Astra, yakni PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang sejak tahun 2022 sudah menggarap fasilitas charging station melalui Astra Otopower.

Direktur AUTO Sophie Handili mengungkapkan saat ini Astra Otopower sudah tersedia di 42 lokasi yang tersebar di sejumlah wilayah. Selain itu, AUTO secara aktif mengembangkan produk komponen untuk kendaraan hybrid maupun EV pada jenis common parts maupun specific parts.

"Saat ini Astra Otoparts telah memproduksi komponen yang relevan untuk kendaraan listrik, didukung oleh research & development yang berfokus pada pengembangan produk berbasis teknologi baru," kata Sophie kepada Kontan.co.id, Senin (8/9/2025).

Di samping usaha mengembangkan produk komponen kendaraan EV, AUTO terus menghadirkan produk komponen baru untuk mendukung bisnis manufaktur segmen Internal Combustion Engine (ICE). Sebab, kendaraan jenis ICE dan hybrid saat ini masih mendominasi.

Sophie bilang, strategi ini membawa AUTO tetap bisa bertumbuh di tengah dinamika industri. "Kami terus memantau perkembangan pasar kendaraan EV di Indonesia dan dinamikanya, serta mempersiapkan investasi sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung kapasitas dan sumber daya serta infrastruktur yang diperlukan," imbuh Sophie.

Baca Juga: Kemenperin-JICA Berhasil Jalankan Proyek Digitalisasi IKM Komponen Otomotif

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Utama PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) Ang Andri Pribadi mengatakan bahwa diversifikasi bukan hal yang baru bagi Selamat Sempurna. Sejak lebih dari 10 tahun lalu, SMSM telah melakukan pergeseran fokus ke segmen heavy-duty & commercial vehicle yang lebih resiliensi terhadap tren elektrifikasi. 

"Perseroan memandang transisi menuju kendaraan berbasis energi baru, termasuk kendaraan listrik bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai dinamika industri yang sudah diantisipasi sejak lama," kata Andri.

SMSM pun telah mengembangkan sekitar 60 - 70 Stock Keeping Unit (SKU) yang relevan untuk aplikasi kendaraan listrik. "Kontribusi produk tersebut masih relatif kecil, mengingat populasi kendaraan listrik di pasar utama Perseroan masih terbatas," imbuh Andri.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Irianto Santoso menegaskan dukungannya terhadap transisi energi yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, bukan transisi yang ekstrem. Menanggapi lonjakan impor BEV secara CBU, Irianto mengatakan bahwa dampak jangka pendek terhadap kinerja DRMA cenderung terbatas.

"Kami sudah menyiapkan strategi antisipatif dengan memperluas portofolio produk untuk kendaraan elektrifikasi agar tetap relevan dengan arah pasar. Strategi kami fokus memperkuat produk yang sudah ada untuk mendukung pelanggan utama di segmen kendaraan konvensional maupun hybrid, dan mempercepat diversifikasi ke komponen EV," ungkap Irianto.

Dharma Polimetal pun telah membangun ekosistem kendaraan listrik dengan mengembangkan unit bisnis Dharma Connect (DC) sebagai ekosistem EV kolaboratif yang lengkap. DC terdiri dari lima segmen, yakni DC Battery (battery pack, battery energy storage system & auxiliary battery), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & mid drive motor), DC Solar dan DC Cross (2W & 4W EV conversion).

"Kami sudah memasok wiring harness dan battery pack untuk kendaraan listrik roda dua, dan casing battery pack untuk mobil elektrik Kona. Ke depan, kami akan terus mengembangkan kategori produk lain yang mendukung elektrifikasi," tandas Irianto.

Selanjutnya: PANI Kejar Marketing Sales Rp 5,3 Triliun, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Festival Belanja Lazada 9.9, dari Diskon hingga Voucher Belanja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×