Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah perusahaan pelayaran ikut terangkat karena tingginya permintaan dan harga komoditas, serta meningkatnya pengangkutan kargo. Hingga tutup tahun 2021, emiten pelayaran optimistis bisa memoles kinerja lebih mentereng.
Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia mengamini bahwa hingga akhir Oktober 2021, pihaknya berhasil mencatatkan hasil yang menggembirakan. Bani optimistis bisa mempertahankan kinerja positif di sisa tahun ini, sehingga bisa melampaui target yang sudah dicanangkan di awal 2021.
Saat ini, SMDR melayani pelayaran di berbagai sektor mulai dari peti kemas (container), curah, tanker, hingga LNG. Sektor yang paling dominan dilayani SMDR adalah petikemas internasional.
"Kenaikan freight rate di dunia sangat berkontribusi positif bagi kami. Begitupun kenaikan harga komoditas yang juga berkontribusi positif bagi kami," kata Bani saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/11).
Baca Juga: Indonesia jajaki kerja sama sektor transportasi dengan Papua Nugini
Sementara itu, Investor Relations PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) Pek Swan Layanto juga menilai bahwa tren kenaikan harga minyak memberikan dampak positif bagi perusahaan. Saat ini sudah ada peningkatan aktivitas pengeboran, yang turut mengerek permintaan kapal offshore WINS.
Adapun sampai dengan akhir Oktober 2021, WINS mengantongi total kontrak on hand sebesar US$ 65,4 juta. "Peningkatan harga minyak ada dampak positif, karena mendorong permintaan kapal offshore. Sekarang harga sewa sudah mulai naik," ujar Pek Swan.
Angin segar juga dirasakan emiten pelayaran pengangkut komoditas pertambangan mineral dan batubara. Direktur Utama PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) Iriawan Ibarat menyebut adanya tren kenaikan permintaan pengangkutan batubara untuk domestik dan internasional.
"Ya, ada kenaikan permintaan angkutan batubara baik untuk domestik dan Internasional yang turut mendongkrak kinerja usaha Perseroan secara keseluruhan," ujar Iriawan.
Baca Juga: Begini Strategi RIGS Memanfaatkan Momentum Kenaikan Harga Komoditas
Saat ini PSSI dominan melayani angkutan batubara dengan porsi 71%. Sedangkan 29% adalah angkutan non-batubara yakni nikel, bauksit, besi, tembaga, hingga alumina.Tingkat utilitas armada PSSI pun tergolong tinggi, yakni 95% untuk kapal Mother Vessel (MV), 93% di jenis Tug Boat & Barges (TNB), dan 77% untuk jenis Floating Loading Facillity (FLF/FC).
"Di 2021, Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 20% dari 2020. Sejauh ini pertumbuhan kinerjanya masih on track dari target," imbuh Iriawan.