Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Industri pengolahan susu nasional masih menghadapi tekanan pada 2025.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS), Sonny Effendy, mengungkapkan bahwa hingga kuartal III-2025 hampir seluruh pelaku industri mencatat penurunan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Hampir semua industri mengalami penurunan sales dibandingkan 2024 karena melemahnya permintaan. Rata-rata penurunan mencapai sekitar 20%,” ujar Sonny kepada Kontan, Rabu (15/10/2025).
Meski demikian, dari sisi pasokan susu segar lokal, Sonny memastikan bahwa suplai dari produsen dalam negeri masih berjalan lancar.
Baca Juga: Indo Acidatama (SRSN) Ungkap Potensi Industri Etanol, Incar Penjualan Rp 1,21 Triliun
“Susu segar produksi dalam negeri tidak ada kendala, semuanya terserap oleh industri,” katanya.
Sementara itu, tren impor bahan baku susu mengalami penurunan seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat. Namun, ketergantungan terhadap impor masih tinggi karena produksi susu segar domestik belum mencukupi kebutuhan industri.
Sekitar 80% kebutuhan susu nasional hingga kini masih dipenuhi dari impor, sementara produksi dalam negeri baru mampu menutup sekitar 20%.
Adapun terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digencarkan pemerintah, Sonny menilai program tersebut memberikan sedikit dorongan terhadap permintaan produk susu olahan.
“Ada sedikit kenaikan permintaan dari program itu,” ujarnya.
Untuk memperkuat pasokan bahan baku lokal dan mendorong pertumbuhan industri susu olahan, Sonny menilai pemerintah perlu memperhatikan aspek hulu, terutama pemberdayaan peternak.
Ia menyarankan agar pemerintah mendukung penyediaan bibit sapi dengan skema kredit berbunga rendah, menyediakan lahan, vaksin, bantuan kandang sehat, serta memperkuat tenaga penyuluhan.
Baca Juga: Sinergi Ditjen Pajak dan Pemda, 13.985 Wajib Pajak Masuk Pengawasan Bersama
Selanjutnya: Paylater Perbankan Tumbuh Dua Digit per Agustus, Begini Kondisi Sejumlah Bank
Menarik Dibaca: Ditusi Berawal dari Toko Komunitas Gamer Jadi Platform Top Up Game
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News