Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kelanjutan rencana pembangunan floating storage and regasification unit (FSRU) jalur Gresik-Semarang (GreSem) oleh PT Pertamina Gas (Pertagas) belum jelas. anak Anak perusahaan Pertamina ini menuding PT PLN tak konsisten, lantaran yang tadinya berencana membeli gas, beralih berencana menggunakan batubara sebagai sumber energi pembangkit listriknya.
"Tadinya GreSem itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan di PLTG Tambak Lorok, Semarang. Tapi teman kita itu (PT PLN) enggak konsisten," ungkap Corporate Secretary Pertagas Eko Agus, di kantor Pertamina, Jakarta, Jumat (8/11).
Rencananya pipa gas FSRU GreSem sepanjang 271 kilometer itu dibangun dengan anggaran sebesar US$ 516 juta. Sedangkan kapasitas gas yang dialirkan sebanyak 500 mmscfd (million metric standard cubic feet per day).
Pertagas menyayangkan keputusan PLN untuk mengganti sumber energi pembangkit listriknya dengan batubara. Padahal, Pertagas berniat untuk berkontribusi pada konversi penggunaan bahan bakar minyak dengan gas baik oleh PLN maupun industri. Seperti halnya proyek yang tengah dikembangkan di Bontang, Kalimantan Timur.
Di Bontang, menurut Direktur Utama Pertagas Hendra Jaya, pihaknya mengembangkan proyek liquid natural gass (LNG) yang bisa digunakan untuk truk-truk perusahaan pertambangan batubara. "Ini sebagai usaha konversi BBM dengan LNG," katanya. (Estu Suryowati/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News