kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.527   -43,56   -0,51%
  • KOMPAS100 1.181   -7,02   -0,59%
  • LQ45 858   -5,57   -0,64%
  • ISSI 299   -1,19   -0,40%
  • IDX30 444   -3,51   -0,78%
  • IDXHIDIV20 514   -4,19   -0,81%
  • IDX80 133   -0,84   -0,63%
  • IDXV30 137   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 142   -1,12   -0,78%

Menelisik Upaya Perusahaan Tambang Mengelola Kualitas Air di Pulau Obi


Selasa, 25 November 2025 / 08:59 WIB
Menelisik Upaya Perusahaan Tambang Mengelola Kualitas Air di Pulau Obi
ILUSTRASI. Kontan - PT Trimegah Bangun Persada Tbk Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Industri pertambangan nikel dapat tetap berjalan beriringan dengan upaya menjaga kualitas lingkungan secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel melalui pengelolaan air limpasan tambang di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, agar tetap aman bagi lingkungan sekitar.

Kontan - PT Trimegah Bangun Persada Tbk Kilas Online
Kontan - PT Trimegah Bangun Persada Tbk Kilas Online

Tingginya curah hujan di kawasan Indonesia timur menjadi tantangan bagi operasional Harita Nickel di Pulau Obi. Karena itu sejak awal operasi, perusahaan menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang ketat, termasuk pembangunan 52 kolam sedimentasi. Kolam-kolam ini berfungsi sebagai

penampungan air tangkapan hujan dari area pertambangan, sehingga kualitas airnya dapat dikendalikan sebelum masuk ke laut maupun badan air lainnya.

Kolam terbesar berada di Tuguraci 2 dengan kapasitas penampungan air sebanyak 924.000 m3. Kolam seluas 43 Ha ini juga mampu menampung debit air mulai dari 10.000—50.000 m3 per jam, bahkan dengan intensitas hujan yang tinggi. Fasilitas ini dapat menyimpan air limpasan hingga 10—15 jam, sampai air yang turun dari hulu menjadi jernih dan dapat dirilis ke badan air yang telah ditentukan.

Dedy Amrin, Environmental and Business Improvement Manager Harita Nickel, menguraikan proses kerja kolam sedimentasi. Air limpasan (infulent) masuk melalui saluran inlet dan diinjeksi

menggunakan bahan kimia tertentu sehingga membentuk partikel kecil yang tersuspensi menjadi flok, proses ini dinamakan flokulasi.

Untuk memastikan partikel terikat secara sempurna, dibutuhkan kolam pencampuran berbentuk zigzag. Setelah keluar dari kompartemen ini, aliran air akan masuk ke kompartemen perjernihan (purifier), yang berfungsi memisahkan flok dengan air yang telah jernih.

“Pada proses ini flok yang telah terbentuk akan mengendap ke dasar kolam karena memiliki berat jenis yang lebih besar dari air. Air yang telah jernih akan dialurkan menuju saluran outlet yang selanjutnya akan dialirkan menuju badan air penerima,” beber Dedy.

Debit dan kualitas air limbah di seluruh instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) Harita Nickel dipantau secara real-time oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah Secara Terus Menerus dan Dalam Jaringan (SPARING) sehingga transparansinya terjaga.

“Selain itu, pengambilan sampel dan analisis laboratorium dilakukan secara berkala oleh pihak ketiga independen yang terakreditasi, sehingga hasilnya objektif dan dapat dipertanggungjawabkan,”

imbuh Dedy.

Kontan - PT Trimegah Bangun Persada Tbk Kilas Online
Kontan - PT Trimegah Bangun Persada Tbk Kilas Online

Memantau kualitas air laut

Di samping mengelola kualitas air limpasan tambang, Harita Nickel juga secara berkala mengecek kualitas air laut yang berdekatan dengan wilayah operasional perusahaan. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Harita Nickel melaksanakan kewajiban yang tercantum dalam dokumen ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), serta persetujuan teknis.

“Pengukuran awal dilakukan di lapangan dengan instrumen water quality checker untuk memperoleh data in situ. Pengambilan sampel air laut dengan water sampler dilakukan oleh Petugas

Pengambil Contoh yang kompeten dan bersertifikasi, serta melibatkan laboratorium independen,” ungkap Windy Prayogo, Environmental Marine Manager Harita Nickel.

Sampel tersebut kemudian dipreparasi sesuai parameter yang akan diuji dan dikirim ke laboratorium lingkungan independen untuk dianalisis lebih lanjut. Parameter yang diuji di laboratorium cukup

ketat, di antaranya pH (6,5–8,5), Total Suspended Solids/TSS (<80 mg/L), Dissolved Oxygen/DO (≥5 mg/L), minyak & lemak (<5 mg/L), serta logam berat seperti nikel, mangan, besi, timbal, dan merkuri.

Hasil pengujian kemudian disandingkan dengan baku mutu yang ditetapkan pemerintah, baik yang tercantum dalam PP 22 Tahun 2021 maupun persetujuan teknis yang berlaku. Hasil pemantauan ini kemudian dilaporkan secara online ke dalam sistem pelaporan SIMPEL KLH.

Berdasarkan pemantauan pada tahun 2023 dan 2024 yang dilakukan pihak independen, tidak terdapat temuan ketidaksesuaian terkait air maupun aspek lingkungan lainnya di seluruh area operasional Harita Nickel. Sebagai contoh, hasil pemantauan yang dirangkum pada 2024

menunjukkan angka TSS berkisar 18–32 mg/L (jauh di bawah ambang batas 80 mg/L), DO antara 6,2–7,5 mg/L (baik untuk ikan dan karang), serta kandungan logam berat yang tetap aman.

“Selain kualitas air laut, pemantauan juga mencakup komponen lain dari ekosistem laut seperti sedimen laut, biota plankton, benthos, terumbu dan ikan karang. Dengan cara ini, kami memastikan pengelolaan lingkungan laut dilakukan secara menyeluruh dan transparan,” tutur Windy.

Keberlanjutan air jangka panjang

Untuk memastikan keberlanjutan air dalam jangka panjang di Pulau Obi, Harita Nickel juga

melaksanakan sejumlah inisiatif utama seperti membangun proyek taman air komunitas dan fasilitas pengemasan air, memperluas sistem daur ulang air, dan menebar reef cube di perairan.

Proyek taman air komunitas mencakup kolam budidaya ikan air tawar dan pembibitan tanaman dalam zona penyangga seluas 20,92 Ha yang dilindungi, untuk mendukung mata pencaharian masyarakat dan restorasi ekologi. Untuk mengurangi ketergantungan pada air tawar, perusahaan mengembangkan sistem daur ulang dan sirkular yang lebih luas. Saat ini, Harita Nickel telah dapat menghemat air lebih dari 7 juta m3 per tahun dalam operasionalnya.

Adapun reef cube yang dipakai dalam program rehabilitasi terumbu karang di perairan Pulau Obi

terbuat dari bahan sisa hasil produksi, yakni slag nikel dan fly ash. Kubus-kubus berongga berukuran 40 x 40 cm tersebut ditempatkan membentuk struktur bangunan di area terumbu karang yang

terdegradasi, menjadi rumah bagi berbagai jenis biota laut.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tim Environmental Marine Harita Nickel pada periode Oktober 2022 hingga Januari 2024, karang alami tumbuh dengan baik antara 1,30 cm hingga 8,65 cm di lokasi penempatan reef cube. Sebanyak 109 spesies ikan karang dari 50 genus dan 22 famili juga

terpantau berada di area restorasi terumbu karang.

Mengelola, menjaga, dan memperbaiki kualitas air hanyalah salah satu dari komitmen Harita Nickel menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab. Dengan membawa aspirasi penerapan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang kuat, perusahaan yang telah beroperasi selama lebih dari satu dekade ini secara sukarela mengajukan diri menjalani audit ketat Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA). Lembaga ini dikenal memiliki standar pertambangan paling

ketat dan komprehensif di dunia, dan Harita Nickel merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang mengikuti audit IRMA.

Selanjutnya: Terbang Tinggi, Simak Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 25 November 2025

Menarik Dibaca: Terbang Tinggi, Simak Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 25 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×