Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan menjadi proyek terbesar sepanjang sejarah Pertamina yang saat ini progresnya telah mencapai 82%.
Proyek Pertamina tersebut memiliki total 5.203 equipment dengan berat mencapai 110.000 ton. Equipment terberat ada pada Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) First Regenerator dengan berat 1.099 ton. Sedangkan equipment tertinggi adalah Propane/Proylene dengan tinggi sekitar 110 meter.
Proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Pertamina sebanyak 100 ribu barrel per hari, sehingga sekaligus nantinya akan menurunkan impor BBM.
Baca Juga: Pertamina Raih Pendanaan Proyek RDMP Kilang Balikpapan Senilai US$ 3,1 Miliar
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, proyek RDMP Balikpapan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi karena pada saat yang sama kilang eksisting harus terus beroperasi.
“Kami harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” ujar Nicke dalam siaran pers, Rabu (27/9).
Nicke menyebut proyek ini terbagi menjadi dua. Pertama adalah untuk meningkatkan kapasitas terlebih dahulu, kemudian yang kedua adalah meningkatkan kualitas plus meningkatkan produk dari petrochemical dan juga LPG.
Baca Juga: RDMP Balongan Tuntas, Produksi BBM Pertamina Meningkat
“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap Current Account Defisit-nya Indonesia,” imbuh Nicke.
Ia menambahkan, kualitas produk yang dihasilkan RDMP Balikpapan juga akan ditingkatkan dari standar Euro2 menjadi Euro5 sehingga lebih ramah lingkungan sesuai dengan standar yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News