kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Pertamina Cari Minyak Mentah dari Berbagai Negara, Rusia Tak Jadi Pilihan?


Kamis, 19 Oktober 2023 / 06:30 WIB
Pertamina Cari Minyak Mentah dari Berbagai Negara, Rusia Tak Jadi Pilihan?
ILUSTRASI. Indonesia mencari opsi pasokan minyak dari negara lain sebagai langkah mitigasi meluasnya dampak perang Timur Tengah. REUTERS/Pascal Rossignol


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah memanasnya konflik geopolitik di Timur Tengah akibat perang Israel dan Palestina, Indonesia mencari opsi pasokan minyak dari negara lain yang lebih murah sebagai langkah mitigasi meluasnya dampak perang. Pasalnya, saat ini Indonesia masih memenuhi sebagian besar minyak mentahnya dari Arab Saudi dan Nigeria. 

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan, demi mencari opsi pasokan sumber minyak lain, Pertamina bisa melakukan berbagai cara. Misalnya dengan lelang, business to business (B2B), hingga kerja sama antar negara atau Government to Goverment (G2G).

“Sekarang Pertamina sedang menjajaki beberapa negara mencari crude yang harganya lebih murah. Nah sebetulnya Rusia menawarkan lebih murah, tapi karena ada konflik Ukraina sama Rusia, kita sudahlah daripada nanti bermasalah di kemudian hari, kita cari tempat lain,” ujarnya saat ditemui di acara Energy Transitions Conference & Exhibition dan Anugerah DEN 2023 di Jakarta, Rabu (18/10). 

Baca Juga: Konflik Geopolitik Dunia Ancam Ketahanan Energi Nasional

Maka itu, Djoko menegaskan, sementara ini Pertamina tidak akan membeli minyak mentah dari Rusia. Beberapa opsi negara lain yang masih diandalkan dan didalami pasokan minyaknya yakni dari Afrika dan Timur Tengah. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan  saat ini Indonesia mengimpor minyak paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria. 

“Selain itu ada banyak sih, tapi sebagian besar dari Saudi dan Nigeria. Kita membuka (peluang mencari minyak dari sumber lain), ada kita adjust, kalau ada masalah ini kita ambil dari mana dan sebagainya. Tetapi pasokan energi harus terpenuhi,” ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (16/10). 

Menurutnya, prioritas utama ialah pasokan energi yang harganya dapat terjangkau oleh masyarakat. Tutuka menyampaikan, Indonesia memiliki Dewan Energi Nasional (DEN) yang bertugas menganalisis dan menyiapkan cadangan strategi dan operasinal untuk memenuhi kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. 

Perihal imbas kenaikan harga minyak terhadap harga BBM Subsidi, Tutuka bilang, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan instruksi langsung dari Presiden. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×