Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap menyalurkan perdana produk "liquid propane gas" (LPG atau elpiji) ke Gas Domestik Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penyaluran perdana elpiji tersebut ditandai dengan pengisian tangki bola T-501B berkapasitas 2.000 metrik ton menggunakan pompa berkekuatan 100 ton per jam di Area 47 Pertamina RU IV Cilacap, Jumat (9/10).
Selanjutnya, elpiji tersebut disalurkan melalui pipa dan disimpan dalam tangki elpiji di Gasdom Region IV yang terletak di Kawasan Industri Cilacap (KIC).
General Manager Pertamina RU IV Cilacap Nyoman Sukadana mengatakan, penyaluran perdana elpiji tersebut sebagai tanda jika unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) telah siap beroperasi secara komersial pada Oktober 2015.
Menurut dia, produksi elpiji dari RFCC RU IV Cilacap telah dimulai pada awal Oktober 2015 di unit LPG Plant dan kini siap didistribusikan ke masyarakat melalui Gasdom Region IV.
"Komitmen Pertamina untuk memenuhi suplai energi masyarakat ditunjukkan dengan peningkatan produksi LPG melalui unit RFCC RU IV Cilacap ini. Jumlah produksi LPG yang dihasilkan oleh unit ini adalah sebesar 1.000 ton per hari, dan pada hari ini kami menyalurkan LPG perdana sebanyak 2.000 ton," kata dia didampingi Vice President Refining Project PT Pertamina (Persero) Ignatius Talullembang dan Operation Area Manager Domestic Gas Pertamina MOR IV Muhammad Tahir.
Ia mengatakan, produksi elpiji tersebut akan disalurkan ke masyarakat yang berada di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta sehingga dapat menjamin pasokan elpiji di wilayah itu.
"Sebelum beroperasinya unit RFCC ini, pemenuhan kebutuhan LPG masyarakat berasal dari RU IV Cilacap dan impor. RU IV Cilacap per harinya dapat memproduksi 200 ton/hari dan sisa kebutuhan LPG dipenuhi oleh impor," katanya.
Selain elpiji, kata dia, unit RFCC RU IV Cilacap juga menghasilkan produk berupa "High Octane Mogas Component (HOMC)" untuk sekitar 37.500 barel "stream day" dan "propylene" 430 ton per hari.
Nyoman mengatakan, operasional unit RFCC RU IV Cilacap sebenarnya sudah dimulai pada tanggal 30 September 2015. Akan tetapi, kata dia, produk elpiji terlebih dulu ditampung di tangki untuk dicek dan dianalisis.
"Setelah sesuai dengan spesifikasi elpiji, kita salurkan ke Gas Domestik MOR IV dan selanjutnya akan disalurkan ke konsumen oleh teman-teman di Pertamina Pemasaran," katanya.
Dengan adanya produk LPG dari unit RFCC RU IV Cilacap, kata dia, jumlah kapal pengangkut elpiji impor yang berlabuh di Cilacap akan berkurang.
Ia mengatakan bahwa sebelum ada unit RFCC, jumlah kapal pengangkut elpiji yang berlabuh di Cilacap mencapai delapan kapal per bulan, masing-masing berkapasitas sekitar 2.500 ton.
"Jadi dalam sebulan ada sekitar 20.000 metrik ton. Dengan adanya tambahan dari RFCC sebanyak 1.000 ton per hari, otomatis kapal yang membawa elpiji dari luar akan berkurang menjadi empat kapal per bulan," katanya.
Dengan demikian, kata dia, unit RFCC RU IV Cilacap memberikan kontribusi berupa penghematan biaya transportasi dan mengurangi impor elpiji.
Selain itu, lanjut dia, RFCC juga mengurangi impor HOMC sekitar 6 persen.
"Produk HOMC sudah keluar, cuma tidak kita 'launching' karena hasilnya hasilnya oktan yang tinggi terus digabung dengan 'naphtha' (komponen minyak bumi) menjadi premium RON 88, tapi sebenarnya sudah disalurkan ke Lomanis sejak tanggal 5 Oktober 2015," katanya.
Sementara itu, VP Refining Project Ignatius Telullembang mengatakan bahwa produk "propylene" yang dihasilkan unit RFCC RU IV rencananya akan dinormalisasi pada hari Jumat (9/10).
"Mungkin siang atau sore ini sudah bisa menghasilkan produk 'propylene' ke tangki. Itu kapasitasnya sekitar 400 ton per hari," katanya.
Menurut dia, produk "propylene" tersebut nantinya akan diekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News