Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Jamsaton yakin, proyek JTB ini bisa rampung sesuai target, yakni on stream pada kuartal kedua tahun 2021. "Harapan kita mudah-mudahan sumur di cluster ini bisa selesai semua dan bisa lebih banyak lagi saving time-nya. Karena nantinya ada saving cost, lebih efisien dan lebih banyak gas yang masuk," ujar Jamsaton.
Untuk mendukung kegiatan tajak sumur tersebut, imbuh Jamsaton, pihaknya pun melakukan pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 kilometer (km) dan pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF).
Terkait pengerjaan GPF, mobilisasi alat berat telah selesai pada awal Desember lalu. Secara total, pengerjaan GPF ini telah melampaui target. "Pengerjaan GPF actual sudah 43,5%, dalam perencanaan 42,6%," ungkapnya.
Baca Juga: Pertamina EP Rantau Field meraih Padmamitra Award
Kelak, produksi gas yang dihasilkan oleh Proyek JTB sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Nantinya, gas itu akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang.
Jamsaton memproyeksikan, proyek JTB akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) dalam mengatasi defisit pasokan bagi setidaknya 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk industri tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman.
Adapun, untuk investasi, total proyek JTB ini diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 1,5 miliar. Jamsaton menyatakan, pihaknya telah memperoleh komitmen pendanaan mencapai US$ 1,8 miliar dari sindikasi 12 bank, dengan komposisi empat bank dalam negeri dan delapan bank asing.
Baca Juga: SKK Migas gelar forum eksplorasi dan produksi bahas industri hulu migas
"Kami tidak perlu pakai uang sendiri, semuanya uang lenders. Tidak ada juga jaminan ke lenders, tidak ada yang kami gadaikan karena yang dijual performance atau keekonomian proyeknya," tandas Jamsaton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News