Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BOJONEGORO. PT Pertamina EP-Cepu (PEPC) terus menggenjot pembangunan proyek lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB). Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu menganggarkan investasi sebesar US$ 591 juta untuk meneruskan pengerjaan salah satu proyek strategis nasional tersebut.
Investasi yang dianggarkan PEPC ini naik 78,55% dibanding alokasi tahun ini yang berada di angka US$ 331 juta. Adapun, realisasi serapan anggaran hingga November 2019 sebesar US$ 297 juta.
Baca Juga: Kedung Keris beroperasi, ExxonMobil bisa tambah produksi hingga 10.000 bph di Cepu
Direktur Utama Pertamina EP Cepu Jamsaton Nababan mengatakan, pada tahun depan PEPC masih akan melanjutkan pengerjaan proyek JTB dengan merampungkan pengeboran sumur dan pembangunan fasilitas pemrosesan gas (gas processing facility/GPF).
"Anggaran investasi PEPC pada tahun depan itu termasuk untuk GPF, drilling, dan land acquisition," kata Jamsaton saat temu media di Bojonegoro, Rabu (18/12).
Jamsaton mengatakan, progres pengerjaan JTB saat ini masih sesuai rencana, bahkan melebihi target. Hingga November lalu, pengerjaan proyek JTB telah mencapai 47,3%, lebih cepat dari rencana awal yang ditarget diangka 46,5%.
Baca Juga: WP&B selesai November 2019, SKK Migas siap tancap gas Januari 2020
Proyek JTB ini memiliki dua cluster, yakni Lapangan Gas Jambaran East dan Lapangan Gas Jambaran Central. Pada 9 Oktober 2019 lalu, PEPC sudah mulai mengerjakan Tajak Sumur atau Spud In di Lapangan Gas Jambaran East, yang terdiri dari empat sumur .
Jamsaton menjelaskan, saat ini progres pengeboran di Jambaran East telah menyelesaikan trayek lubang 12-1/4 inch di sumur JAM-3 dan JAM-5. Sementara sumur berikutnya, yakni JAM-8 masih dalam tahap pengeboran, dan akan berlanjut pada re-entry existing well di Sumur JAM-4.
Selanjutnya, pemboran akan bergeser ke Jambaran Central dengan pengerjaan di Sumur JAM-6 dan Sumur JAM-7. Jamsaton menargetkan pemboran di Jambaran East bisa rampung di sekitar bulan Juni, dan bisa memulai pemboran di Jambaran Central di sekitar bulan Juli.
Baca Juga: Pertamina EP borong penghargaan Local Hero dan Proper Hero pada HUT Pertamina
Jamsaton yakin, proyek JTB ini bisa rampung sesuai target, yakni on stream pada kuartal kedua tahun 2021. "Harapan kita mudah-mudahan sumur di cluster ini bisa selesai semua dan bisa lebih banyak lagi saving time-nya. Karena nantinya ada saving cost, lebih efisien dan lebih banyak gas yang masuk," ujar Jamsaton.
Untuk mendukung kegiatan tajak sumur tersebut, imbuh Jamsaton, pihaknya pun melakukan pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 kilometer (km) dan pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF).
Terkait pengerjaan GPF, mobilisasi alat berat telah selesai pada awal Desember lalu. Secara total, pengerjaan GPF ini telah melampaui target. "Pengerjaan GPF actual sudah 43,5%, dalam perencanaan 42,6%," ungkapnya.
Baca Juga: Pertamina EP Rantau Field meraih Padmamitra Award
Kelak, produksi gas yang dihasilkan oleh Proyek JTB sebesar 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Nantinya, gas itu akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang.
Jamsaton memproyeksikan, proyek JTB akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) dalam mengatasi defisit pasokan bagi setidaknya 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk industri tekstil, ban, baja, keramik, serta makanan dan minuman.
Adapun, untuk investasi, total proyek JTB ini diperkirakan menelan biaya sebesar US$ 1,5 miliar. Jamsaton menyatakan, pihaknya telah memperoleh komitmen pendanaan mencapai US$ 1,8 miliar dari sindikasi 12 bank, dengan komposisi empat bank dalam negeri dan delapan bank asing.
Baca Juga: SKK Migas gelar forum eksplorasi dan produksi bahas industri hulu migas
"Kami tidak perlu pakai uang sendiri, semuanya uang lenders. Tidak ada juga jaminan ke lenders, tidak ada yang kami gadaikan karena yang dijual performance atau keekonomian proyeknya," tandas Jamsaton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News