Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE mengungkap sejumlah peluang perluasan bisnis panas bumi di luar kelistrikan atau off-grid.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan dalam ajang The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE), pihaknya telah mengidentifikasi potensi yang tinggi dari bisnis panas bumi.
“Analisis kami menunjukkan potensi komersial yang tinggi dalam bisnis off-grid, termasuk green hydrogen dan green ammonia yang pasar domestiknya diprediksi akan tumbuh signifikan di 2030. Hal ini menjadi kesempatan yang penting untuk ditangkap oleh PGE," ungkap dia, di Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Faktor ini lah yang menurutnya kemudian melandasi strategi beyond electricity PGE.
Baca Juga: PGEO Lakukan Groundbreaking Pilot Plant Green Energy Ulubelu, Lampung
“Saat ini kami sedang mempersiapkan ekosistem green hydrogen. Di Indonesia, Pertamina menjadi satu-satunya yang memiliki rantai proses end-to-end, mulai dari panas bumi, elektrolisis, infrastruktur midstream, hingga offtaker,” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama PGEO telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) di Ulubelu, Lampung untuk proyek hidrogen hijau.
Proyek ini dirancang sebagai laboratorium energi bersih sehingga operasi dari empat unit PLTP di Ulubelu--kapasitas total 220 MW--tidak menambah emisi karbon.
Disamping itu, Julfi menyebut PGE akan tetap fokus dalam mewujudkan target 1 GW dalam 2–3 tahun ke depan dan 1,7 GW pada 2034. Sejalan dengan itu, PGE juga telah mengidentifikasi potensi panas bumi hingga 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola secara mandiri.
“Angka ini bukan sekadar data teknis, tetapi cerminan dari besarnya peluang yang dimiliki Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Lebih dari itu, potensi ini dapat menjadi motor penggerak transisi menuju energi bersih,” jelas Julfi.
Melalui gelaran yang berlangsung pada 17–19 September ini, PGE siap berperan aktif dalam membahas strategi penguatan industri panas bumi.
“Beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2, proyek eksplorasi (greenfield) Gunung Tiga, groundbreaking pilot project green hydrogen (hidrogen hijau) Ulubelu, serta pengembangan proyek lainnya menjadi bukti nyata komitmen kami dalam mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi,” tambahnya.
Setelah beroperasi penuh pada Juni lalu, PLTP Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 megawatt (MW) telah diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Sebagai tambahan, saat ini PGE telah mengelola kapasitas terpasang sebesar 727 MW dari enam wilayah operasi dan juga tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis seperti PLTP Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta beberapa proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten Konglomerat yang Lirik Geothermal, Ada PGEO Hingga BREN
Selanjutnya: Kredit Menganggur Bank Mandiri Tembus Rp 279,95 Triliun
Menarik Dibaca: 8 Khasiat Minum Teh Sereh bagi Kesehatan Tubuh yang Luar Biasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News