Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terminal Terpadu Tanjung Uban yang terletak di Bintan, Kepulauan Riau, dan dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), sebuah anak perusahaan dari PT Pertamina International Shipping (PIS), Sub-Holding Integrated Marine Logistics (SH IML), terus meningkatkan kinerja dengan menambah jumlah kargo yang dikelola.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat posisi terminal dalam pasar logistik internasional.
Sejak diluncurkannya program pemindahan titik serah terima logistik dari luar negeri ke dalam negeri, atau yang dikenal dengan sebutan supplier head stock (SHS), volume kargo yang ditangani oleh terminal ini menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Targetkan Penurunan Emisi Karbon 33% pada 2030
Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati, mengungkapkan bahwa posisi strategis terminal yang berdekatan dengan Selat Malaka sebelumnya hanya melayani distribusi BBM dan LPG di Pulau Sumatera serta bagian barat Pulau Kalimantan.
“Melalui program SHS yang dimulai pada tahun 2002, kami telah menerima kargo SHS sebanyak 13 kapal dengan kapasitas total mencapai 4,83 juta barel. Untuk fase berikutnya, dari akhir tahun 2023 hingga Juli 2024, kami menargetkan kedatangan 18 kapal dengan kapasitas 5,3 juta barel,” jelas Diah dalam keterangan resminya, Rabu (24/7).
Diah menambahkan bahwa Terminal Terpadu Tanjung Uban yang memiliki status sebagai Pusat Logistik Berikat (PLB) memberikan keuntungan signifikan bagi SH IML.
Fasilitas yang semakin baik serta posisi strategis terminal menjadikannya daya tarik bagi pelanggan global. Hal ini juga selaras dengan rencana dan strategi SH IML untuk mengembangkan pasar non-captive.
Peningkatan Fasilitas dan Kapasitas Terminal
Selama beberapa tahun terakhir, PET telah melakukan berbagai upgrade pada terminal ini. Kini, terminal ini memiliki tingkat throughput sebesar 8,715 KL/hari untuk bahan bakar minyak dan 2,693 MT/hari untuk LPG, dengan jumlah kunjungan kapal mencapai 200 per bulan.
Melihat ke depan, Diah mengungkapkan bahwa rencana SHS untuk periode 2025-2028 mencakup penempatan terminal sebagai pusat perdagangan bagi konsumen domestik dan internasional.
Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah memaksimalkan fasilitas pencampuran (blending facility) untuk produk bensin, sehingga terminal dapat mengelola 2 hingga 3 komponen dalam satu tangki.
Transformasi dan Dukungan Pertamina
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa keandalan PET sebagai anak perusahaan SH IML sejalan dengan target transformasi organisasi Pertamina dalam membentuk subholding-subholding energi.
PET merupakan salah satu portofolio Pertamina Group yang dapat beroperasi dengan lebih lincah, kompetitif, dan mandiri.
“Kami mengapresiasi dan mendukung langkah SH IML serta anak-anak usahanya dalam meningkatkan kinerja. Dengan pertumbuhan bisnis yang ada, kami yakin SH IML akan menjadi penyedia layanan distribusi energi terbaik di Indonesia dan bersaing secara global,” tambah Fadjar.
Baca Juga: Perkuat Performa dan Operasional, Terminal LPG Tanjung Sekong Pasang Teknologi Baru
Kapabilitas dan Infrastruktur Terminal
Terminal Terpadu Tanjung Uban memiliki luas area lebih dari 250 hektar dengan kapasitas penyimpanan sebesar 402,413 kiloliter (KL) untuk bahan bakar minyak dan 93,500 Metric Tons (MT) untuk LPG.
Dengan tujuh dermaga yang dapat menampung kapal-kapal berukuran antara 600 hingga 100,000 DWT, distribusi bahan bakar minyak, LPG, dan kargo lainnya dapat dilakukan secara efisien.
Terminal ini merupakan salah satu dari enam terminal energi strategis yang dikelola oleh PIS melalui PET.
Beberapa terminal utama lain yang dikelola oleh PET di Indonesia meliputi Terminal LPG Refrigerated Tanjung Sekong (Banten), Fuel Terminal Pulau Sambu (Kepulauan Riau), Fuel Terminal Kotabaru (Kalimantan Selatan), Fuel Terminal Baubau (Sulawesi Tenggara), dan Terminal LPG Refrigerated Tuban (Jawa Timur).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News