kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina menyiapkan US$ 150 juta untuk akuisisi blok migas yang sudah produksi


Minggu, 15 Desember 2019 / 20:03 WIB
Pertamina menyiapkan US$ 150 juta untuk akuisisi blok migas yang sudah produksi
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melanjutkan rencana merger dan akuisisi (M&A) blok minyak dan gas bumi (migas). Untuk mendukung langkah tersebut, perusahaan minyak pelat merah ini menganggarkan dana sekitar US$ 150 juta dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2020.

Vice President Corporate Communications Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, M&A merupakan bagian dari strategi pengembangan hulu Pertamina secara anorganik. "Sesuai dengan strategi growth dari Pertamina, M&A merupakan bagiannya. Untuk itu Pertamina telah menganggarkan untuk M&A sebesar angka tersebut (US$ 150 juta)," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (15/12).

Baca Juga: Kurangi impor LPG, Pertamina-PTBA hitung harga produk DME dari gasifikasi batubara

Adapun, pada tahun depan Pertamina menganggarkan capex sebesar US$ 3,72 miliar untuk menggarap sektor hulu migas. Jumlah itu setara dengan 60% dari total investasi Pertamina tahun 2020.

Dari investasi hulu itu, sebesar US$ 3,57 miliar akan dikucurkan untuk pengembangan bisnis hulu migas dari aset yang telah dimiliki Pertamina alias secara organik. Sementara sebesar US$ 150 juta untuk pengembangan hulu migas secara anorganik.

Baca Juga: PLN akan akan mengevaluasi 50 anak dan cucu usaha

Sayangnya, Fajriyah masih enggan untuk menyebutkan blok migas mana yang sedang dibidik, maupun kapan M&A itu akan direalisasikan. "Detail tidak dapat kami share," imbuhnya.

Hanya saja, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memberikan gambaran mengenai rencana akuisisi ini. Nicke mengatakan, pihaknya ingin melakukan akuisisi blok migas di luar negeri.

Untuk itu, kata Nicke, Pertamina sudah melakukan penjajakan untuk mengakuisisi blok migas yang ada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dalam hal ini, Nicke menegaskan bahwa Pertamina fokus untuk mengakuisisi blok migas yang telah memasuki tahap produksi. "Akuisisi luar negeri kami fokus ke yang produksi. Ini sudah kami jajaki di Abu Dhabi, kami coba masuk," kata Nicke saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Kamis (12/12).

Selain menambah portofolio perusahaan, Nicke menyebut bahwa akuisisi blok migas yang sudah ada di fase produksi juga bertujuan untuk meningkatkan produksi Pertamina. Dengan begitu, impor minyak mentah dapat berkurang dan defisit neraca perdagangan migas dapat ditekan.

Baca Juga: Ikuti arahan Erick Thohir, Pertamina akan tinjau 142 anak dan cucu usaha

Faktor lainnya, sambung Nicke, dipilihnya blok migas produksi juga untuk mengurangi risiko terhadap perusahaan. Maklum, Pertamina masih dihantui kasus direktur utama Pertamina sebelumnya, Karen Agustiawan, terkait dengan M&A di Blok Baske Manta Gummy (BMG) Australia.

Untuk itu, Nicke mengatakan bahwa akuisisi kali ini juga akan menggandeng penegak hukum dari proses perencanaan hingga ke tahap penyelesaian akuisisi. "Untuk mengurangi risiko itu kami melakukan (akuisisi blok migas) yang sudah produksi. Kami juga kerjasama dengan aparat penegak hukum, jangan sampai ada yang terlewat," ungkap Nicke.

Baca Juga: Saka Energi dan Petronas masih diskusikan pelepasan operatorship Lapangan Kepodang

Adapun, menurut Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, keuangan Pertamina berada dalam kondisi yang sehat untuk melakukan aksi korporasi atau agenda investasi. Termasuk untuk melakukan akuisisi ini.

Hal itu, kata Budi, ditandai dengan jumlah earning before tnterest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi Pertamina di tahun 2018 yang mencapai sekitar US$ 9 miliar. "Keuangan Pertamina sehat sekali, tidak ada masalah keuangan bagi Pertamina untuk berinvestasi," ungkap Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×