Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2024, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mencatatkan peningkatan kinerja keuangan dan operasinal. Dengan pendapatan mencapai US$ 416,8 juta setara dengan Rp 6,79 triliun (asumsi kurs US$ 1 = Rp 16.290) atau naik 1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
NRE juga mencatatkan laba bersih yang dibukukan senilai US$ 85,8 juta atau setara dengan Rp 1,4 triliun.
Adapun, capaian kinerja sepanjang tahun 2024 ini, telah disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang dilaksanakan pada Selasa (24/6).
Dengan pencapaian ini, secara keseluruhan Tingkat Kesehatan Perusahaan mendapatkan peringkat AAA atau masuk dalam kualifikasi “sangat sehat” menurut Pefindo. Peringkat ini naik dari tahun sebelumnya AA+. Sedangkan, dari aspek tata kelola, Pertamina NRE mendapatkan hasil positif dengan kualifikasi “sangat baik”.
Baca Juga: Pertamina NRE dan Perusahaan Energi Asal China Garap Proyek Modul Panel Surya
Pada aspek operasional, Pertamina NRE melaporkan kapasitas terpasang pembangkit mencapai 2.502,12 MW. Produksi listrik meningkat menjadi 8.475 GWh, atau naik sebesar 55 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5.452 GWh.
“Kinerja positif ini berkat kinerja seluruh insan Perusahaan yang solid dan agresif, serta dukungan dari seluruh stakeholders. Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk melaksanakan strategi Pertamina, yaitu membangun bisnis rendah karbon. Di sisi lain kami juga memiliki komitmen penuh untuk menegakkan tata Kelola perusahaan yang baik yang tercermin dari penilaian GCG yang sangat baik, sejalan juga dengan komitmen kami dalam implementasi ESG,” ujar Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Rabu (25/06).
Pertamina NRE juga berhasil menekan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) hingga 0,22 persen, di bawah target yang ditetapkan yaitu 1,95 persen.
Asal tahu saja, semakin kecil capaian EFOR, maka semakin baik. Hal ini karena semakin kecil terjadinya gangguan yang menyebabkan pembangkit listrik tidak dapat beroperasi pada kapasitas penuh.
Sedangkan Equivalent Availability Factor (EAF) sepanjang tahun 2024 mencapai 97,38 persen, lebih tinggi 7 persen dibandingkan target yang ditetapkan yaitu 90,98 persen. Semakin tinggi EFA maka semakin baik karena EFA mencerminkan tingkat keandalan pembangkit istrik.
Di sisi keselamatan kerja, Pertamina NRE mencatatkan nihil kecelakaan kerja dan fatalitas sepanjang tahun. Tidak terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan kehilangan nyawa atau gangguan kesehatan berat, menunjukkan budaya keselamatan kerja yang terus dijaga dan menjadi prioritas utama perusahaan.
“HSSE tidak hanya menjadi prioritas bagi kami tapi telah menjadi budaya. Kami tidak mentoleransi adanya kelalaian dalam penerapan HSSSE dalam melaksanakan pekerjaan,” tambah Dicky.
Baca Juga: Pertamina NRE Caplok 20% Saham Perusahaan Filipina Citicore Senilai US$ 120 Juta
Selanjutnya: Masih Bukukan Rugi, Metro Healthcare (CARE) Absen Bagi Dividen Tahun Ini
Menarik Dibaca: Model Desain Dinding Galeri Estetik untuk Rumah Minimalis di Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News