kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina revitalisasi kilang V Balikpapan


Senin, 02 Juli 2012 / 08:21 WIB
Pertamina revitalisasi kilang V Balikpapan
ILUSTRASI. Customer Service melayani nasabah generasi milenial di Bank Muamalat Jakarta, Kamis (2/7). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/07/2020.


Reporter: Albertus M. Prasetianta |

JAKARTA. Demi menekan biaya pengolahan, PT Pertamina berencana melakukan restrukturisasi fungsi kilang V (refinery unit) Balikpapan. Dalam hitungan Pertamina, dana yang dibutuhkan untuk melakukan revitalisasi kilang ini bisa mencapai US$ 1,5 miliar. Harapannya, setelah proses restrukturisasi fungsi kilang ini selesai, kilang V Balikpapan milik Pertaminan ini bisa mengolah berbagai jenis minyak mentah.

Chrisna Damayanto, Direktur Kilang Balikpapan mengatakan, sejak didirikan, kilang yang memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 260.000 barel per hari ini dirancang untuk mengolah minyak mentah jenis sweet.

Hanya saja, ketersediaan minyak jenis sweet yang terus berkurang serta harganya yang terus naik membuat Pertamina harus melakukan perubahan fungsi kilang V ini. Jika tidak, "Pertamina akan merugi," tandas Chrisna.

Perubahan fungsi akan membuat kilang Balikpapan ini dapat mengolah segala jenis minyak mentah, termasuk minyak mentah dengan tingkat keasaman residu yang tinggi (sour crude oil).

Sekadar informasi, perbedaan sweet crude dan sour crude terletak pada kandungan kadar sulfurnya. Sweet crude oil memiliki kadar sulfur kurang dari 0,5%, sementara sour crude oil memiliki kadar sulfur lebih dari 0,5%.

Yulian Dekri, Engineering and Development Manager RU-V menambahkan, lewat restrukturisasi ini, Pertamina juga ingin memperbaiki teknologi yang digunakan di kilang V Balikpapan. Dan, tahun 2014 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan restrukturisasi lantaran bertepatan dengan waktu perawatan berkala kilang Balikpapan itu. "Jadi, kami bisa sekaligus mengerjakan proses upgrading," ujar Yulian.

Setelah proses restrukturisasi selesai, Pertamina berharap, kilang tersebut bisa memiliki nilai tambah hingga 70%. Artinya, kilang ini mampu mengolah produk-produk bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, avtur, minyak tanah, dan minyak diesel hingga mencapai sekitar 70%.

Adapun sisanya atau sebesar 30% mampu mengolah bahan-bahan residu seperti low sulphur waxy (LSWR) yang biasanya dipakai sebagai lilin dalam di industri batik, oil base mud smooth fluid 05 untuk bahan pelumas mata bor, pelarut LAWS 05, bahan bakar MGO 05, serta lube base oil jenis neat bottom fractionator (NBF 05).

Menerbitkan obligasi

Dengan nilai jual yang lebih murah, kata Yulian, Pertamina akan melakukan proses pemurnian atau treating agar produk-produk residu memiliki nilai tambah atau nilai jual yang lebih tinggi.

Menurut Chrisna, restrukturisasi fungsi kilang V Balikpapan akan lebih menguntungkan Pertamina. Apalagi, harga bahan baku minyak jenis sweet dari Balongan kini juga semakin mahal.

Saat ini, harga rata-rata sweet crude oil US$ 7 lebih mahal dari sour crude. Dengan demikian, dari sisi bahan baku, kilang Balikpapan tersebut bisa menghemat sebesar US$ 1,82 juta per hari. "Dengan melakukan revitalisasi kilang, kami bisa menekan biaya pengadaan bahan baku," ujar Chrisna.

Hanya saja dalam proses revitalisasi ini, Pertamina memerlukan dana yang cukup besar yakni mencapai US$1,5 miliar. Rencananya, dari jumlah tersebut sebesar US$ 1,4 miliar berasal dari penerbitan obligasi. Adapun sisanya diambil dari dana kas internal.

Kepastian besaran dana tampaknya masih harus menunggu proses study yang diperkirakan selesai awal tahun depan. "Setelah selesai, secepatnya proses revitalisasi kilang Balikpapan akan kami lakukan ," ujar Chrisna mantap. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×