Reporter: Bunga Claudya, Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) teurs berusaha meningkatkan kapasitas produksi minyaknya. Mulai dari meningkatkan kapasitas kilang yang ada, maupun membangun kilang baru.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan rencananya, Pertamina akan meningkatkan kapasitas empat kilang. Pengembangan kilang yang dilakukan tahun ini adalah kilang yang berada di Balikpapan dan Cilacap.
"Untuk yang Cilacap ini yang sekarang kami sedang bernegosiasi dengan calon mitra," kata Dwi, Minggu kemarin (2/8).
Sedangkan untuk yang Balikpapan, Pertamina berharap akhir tahun ini sudah menandatangani perjanjian dengan calon partner yaitu JX Nippon. Pertamina sendiri akan memulai Head of Agreement (HOA) pada kuartal IV 2015.
Sementara itu, untuk pengembangan Balongan dan Dumai, kemungkinan besar baru akan dilakukan pada tahun depan. Perseroan pun baru akan melakukan kesepakatan perjanjian dengan para calon mitra untuk pembangunan kilang Balongan dan Dumai di tahun depan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro menambahkan, nantinya setelah dilakukan peningkatan kapasitas di setiap kilang, maka akan ada tambahan produksi 200.000-250.000 barel per hari.
"Bila sesuai rencana dalam kurun waktu 5 -7 tahun, maka bisa menambah kapasitas kilang dari RDMP 1 juta barel per hari dan satu kilang baru sekitar 300.000-350.000 barel per hari," ujarnya, Selasa (5/8).
Selain akan mengembangkan kilang-kilang yang sudah ada, Pertamina juga berencana untuk membangun kilang baru yang akan berada di Bontang. Sayangnya, pembangunan kilang baru ini masih harus menunggu keputusan Presiden.
"Jadi untuk kilang-kilang baru, saat ini kami menunggu keputusan Presiden. Antara lain adalah penunjukan Pertamina sebagai perwakilan pemerintah untuk pembangunan itu," kata Dwi.
Jika keputusan Presiden tersebut telah keluar, maka Pertamina akan segera menyeleksi calon rekanan untuk pembangunan kilang baru. "Penunjukan itu maupun penyederhanaan prosedurnya bisa mempercepat pembangunan kilang baru, tapi tentunya kami perlu keputusan tersebut," ujarnya.
Sumur baru
Wianda menambahkan pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru tersebut akan sangat berdampak pada peningkatan produksi Pertamina. Maklum, Pertamina ditargetkan bisa mencapai produksi 2,2 juta barel per hari pada 2020 mendatang.
Saat ini, total produksi migas Pertamina sendiri rata-rata mencapai 267.000 barel per hari atau equivalent sekitar 500.000 barel equivalent minyak dan gas. "Itu waktu yang cepat, jadi Pertamina harus tingkatkan produksi. Kami berusaha untuk meningkatkan terus sehingga nanti sampai 2020 mendatang bisa sampai 2,2 juta barel, "ujar Wianda.
Upaya peningkatan produksi pun tidak hanya dilakukan dengan mengembangkan kilang yang ada dan membangun kilang yang baru. Pertamina pun tengah melakukan pengembangan sumur-sumur baru, terutama untuk sumur di blok Aljeriah yang saat ini memproduksi minyak sebesar 60.000 barel per hari.
"Kalau kami diizinkan buka sumur baru, bisa meningkatkan produksi. Kami targetkan dari sumur-sumur baru ada peningkatan 30.000 barel per hari," katanya.
Selain Aljeriah, Pertamina juga tengah meningkatkan tambahan produksi di blok yang berada di Malaysia dan dalam negeri. Ditambah lagi upaya perseroan untuk meningkatkan eksplorasi migas di luar negeri. Seperti proses merger dengan Total yang saat ini masih dalam tahapan negosiasi.
Saat ini Pertamina juga tengah melakukan road show ke tujuh negara, seperti Aljabaijan, Saudi Arabia, Irak, Iran, dan beberapa negara lainnya. "Kami baru melakukan pembicaraan, belum ada deal yang konkrit," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News