kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pertumbuhan harga rumah bekas melambat


Senin, 27 Mei 2013 / 08:18 WIB
Pertumbuhan harga rumah bekas melambat
ILUSTRASI. Warga melintas di depan mural Covid-19 di Lapangan Bola Mabes Polri, Jakarta


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Harga properti secara umum terus meningkat. Namun, pertumbuhan harga rumah di pasar sekunder Jakarta cenderung melambat. Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia menunjukkan, harga rumah bekas selama kuartal I 2013 naik 3,62% quarter to quarter (QtQ).

Padahal, pada kuartal empat tahun lalu harga rumah sekunder sempat meningkat 4,58% (QtQ). Dibandingkan kenaikan harga rumah di pasar primer pada periode yang sama sebesar 4,78% (QtQ), maka kenaikan harga rumah sekunder lebih lambat.

BI mencatat, pertumbuhan harga rumah sekunder melambat akibat banjir yang melanda beberapa permukiman di Jakarta pada awal tahun ini. "Koreksi harga tersebut sempat terjadi selama sebulan setelah Jakarta dilanda banjir (Januari-Februari) dan kembali stabil awal Maret," tulis Divisi Statistik Sektor Riil BI dalam surveinya.

Direktur Eksekutif broker properti Century 21, F Rach Suherman, menilai perlambatan kenaikan harga rumah sekunder masih wajar. "Titik puncak properti adalah tahun lalu. Wajar kalau tahun ini mulai menurun," ujar dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Apabila pertumbuhan harga rumah sekunder di seluruh Indonesia bisa mencapai 50% pada tahun lalu, maka kenaikan di tahun ini paling banter 35%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×