kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.692.000   25.000   1,50%
  • USD/IDR 16.404   -24,00   -0,15%
  • IDX 6.532   -116,15   -1,75%
  • KOMPAS100 968   -17,27   -1,75%
  • LQ45 762   -11,18   -1,45%
  • ISSI 199   -3,66   -1,81%
  • IDX30 395   -4,89   -1,23%
  • IDXHIDIV20 474   -4,27   -0,89%
  • IDX80 110   -1,83   -1,63%
  • IDXV30 116   -0,89   -0,76%
  • IDXQ30 131   -1,54   -1,17%

Pertumbuhan Industri Jadi Kunci Hindari Terjadinya PHK


Selasa, 11 Februari 2025 / 16:33 WIB
Pertumbuhan Industri Jadi Kunci Hindari Terjadinya PHK
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembeli di sentra tekstil Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis (7/11/2024). Industri tekstil dan pakaian jadi mencatatkan pertumbuhan positif hingga mencapai 7,43% secara tahunan pada triwulan III/2024. Meski diterpa berbagai isu pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pabrik tutup, penerapan restriksi dagang menjadi angin segar bagi industri. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Filemon Agung | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan sektor industri dinilai jadi faktor penting mencegah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masih menghantui. 

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengungkapkan, PHK pasti terjadi seiring turunnya volume (produksi) atau utilisasi sebagai imbas turunnya demand atau permintaan di tengah masyarakat. 

"Sektor industri masalahnya adalah pertumbuhan selalu lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi," ujar Bob kepada Kontan, Selasa (11/2). 

Menurutnya, pelaku usaha berharap pertumbuhan sektor industri dapat lebih mobile, dengan demikian para pekerja yang mengalami PHK dapat segera mendapatkan pekerjaan yang baru. 

Baca Juga: Apindo Berharap Pemerintah Tinjau Kembali Rencana Penyimpanan DHE Minimal Satu Tahun

Bob menjelaskan, saat ini salah satu tantangan yang dihadapi para pekerja yang mengalami PHK yakni kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan baru. 

Selain dukungan bagi para pekerja, Bob menilai perlu ada dukungan pemerintah untuk dapat memulihkan daya beli dan mendorong permintaan untuk menumbuhkan kembali sektor industri. 

"Karena sekarang permintaan itu memang melemah sejak Januari tahun lalu. Dengan adanya recovery permintaan, suplai barang-barang juga bisa meningkat. Kemudian pemerintah juga bisa mengendalikan produk impor," terang Bob. 

Bob menjelaskan, industri umumnya siap bersaing dengan produk impor selama mengadopsi skema kompetisi yang adil. Sayangnya, industri kini harus menghadapi banjirnya produk impor murah yang kian menekan industri dalam negeri. 

Bob menjelaskan, merujuk data tahun 2024 lalu, beberapa sektor yang masih dapat bertumbuh antara lain makanan dan minuman, pariwisata, pergudangan dan telekomunikasi. Sementara itu sektor lainnya menghadapi kondisi stagnan maupun tertekan.

Baca Juga: Lebih 70.000 Orang Kehilangan Pekerjaan pada 2024,Ancaman PHK Masih Berlanjut di 2025

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Redma Gita Wirawasta menjelaskan industri tekstil dan produk tekstil masih akan menghadapi tren PHK dan penutupan pabrik jika tidak ada langkah signifikan dari pemerintah. 

"Trend buruk ini sudah berlangsung lebih dari 2 tahun dan tidak ada hal signifikan yg dilakukan pemerintah," jelas Redma. 

Dengan pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir, industri diproyeksikan akan semakin tertekan. 

Merujuk data asosiasi, sebanyak 34 perusahaan telah menutup usahanya dan menghentikan operasional pabrik, lalu sisanya yakni sebanyak 26 perusahaan lainnya, menempuh jalur pemutusan hubungan kerja (PHK), merumahkan pekerja hingga relokasi.

"Proyeksi bisnis industri TPT masih akan terpuruk jikka Pemerintah masih tidak mau mengendalikan impor dan memberantas importasi ilegal," jelas Redma.

Baca Juga: Indef: 90% Lebih Warganet Khawatir Soal Isu PHK Massal, Daya Beli Bisa Turun

Selanjutnya: Bank Mandiri Targetkan Percepatan Investasi di Lima Sektor Ini

Menarik Dibaca: Gejala dan Obat Asam Urat yang Tepat untuk Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×