Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) bercita-cita memiliki pabrik kertas berkapasitas internasional di Indonesia.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Perum Peruri membentuk nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan dua perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yaitu Crane & Co dan Jarden Zinc Product.
Eddy Kurnia, Kepala Sekretaris Perusahaan Perum Peruri mengatakan, MoU ini tidak mengikat dan tidak ekslusif namun dapat menjadi wadah penjajakan awal bagi perusahaan untuk mencari investor yang ingin berinvetasi pada bidang percetakan bersama Perum Peruri.
"Jika antar perusahaan sepakat untuk memperluas bisnis. Langkah selanjutnya adalah pembentukan kerja sama," jelasnya, kepada KONTAN, Selasa (27/10).
Isi nota MoU antara Perum Peruri dengan Crane & Co adalah melakukan kerja sama untuk meningkatkan kompetensi perusahaan secara bertahap dalam securty features melalui pendirian pabrik kertas uang di Kawasan Produksi Peruri Karawang sebagai upaya mengurangi ketergantungan bahan kertas uang impor. Perkiraan nilai investasi kerja sama ini sekitar US$ 10 juta.
Sedangkan, ini nota MoU antara Perum Peruri dengan Jarden Zinc & Product adalah mendirikan fasilitas produksi berupa pabrik blank coin di Kawasan Produksi Peruri Karawang dengan prediksi investasi sebesar US$ 30 juta. Jika terlaksana maka Indonesia menjadi satu-satinya yang mempunyai pabrik tersebut di luar negeri Paman Sam.
Prasetio, Direktur Utama Perum Peruri menyampaikan, pihaknya akan melakukan kajian komprehensif dengan prinsip kehati-hatian sebelum memutuskan untuk diteruskan ke dalam perjanjian kerja sama bisnis. Jika berjalan mulus menuju kerja sama bisnis maka Crane & Co dan Jarden Zinc Product akan melakukan investasi disini melalui pendirian pabrik.
Namun, Eddy menambahkan, pihaknya belum membahas tahap pembentukan perusahaan antara Perum Peruri dengan Crane & Co dan Perum Peruri dengan Jarden Zinc Product, karena masih tahap penjanjakan.
Yang jelas, jika terlaksana maka akan memperluas bisnis perusahaan berplat merah ini, seperti dapat masuk ke pasar luar negeri tanpa mengurai tugas utama mencetak uang rupiah pesanan Bank Indonesia (BI).
Toni Pandelaki, Kepala Divisi Pengembangan Perusahaan dan Pengembangan Risiko Perum Peruri, menjelaskan, kedepan pihaknya ingin membangun pabrik percetakan yang saling terintegrasi. Gambarannya, akan berdiri sebuah pabrik besar dengan luas lahan sebesar 220 hektar (ha) di Karawang, Jawa Barat. Parbrik ini terdiri dari pabrik logam uang, pabrik kerta uang dan pabrik benang pengaman.
Optimis mereka adalah ingin mewujudkan MoU ini menjadi kerja sama pada tahun mendatang. Sedangkan, jika MoU ini jalan di tempat maka perusahaan akan mengkaji kembali rencana bisnis kedepan. "Kalau batal itu masih nanti. Yang pasti Perum Peruri akan mempelajari MoU ini dengan dua perusahaan tersebut," tegasnya.
Kinerja tumbuh dua digit
Perum Peruri ini mencatat kinerja yang baik di tengah perlambatan ekonomi ini. Perusahaan milik Badan Umum Milik Negara (BUMN) mencatat kinerja pendapatan bersih sebesar Rp 2,17 triliun per kuartal III-2015 atau naik 26,13% dibandingkan posisi Rp 1,72 triliun per kuartal III-2014.
Pertumbuhan pendapatan yang tinggi ini membuat laba usaha naik 42,14% menjadi Rp 372,50 miliar per kuartal III-2015 dibandingkan posisi Rp 262,24 miliar per kuartal III-2014. Sedangkan, laba bersih tumbuh 19,91% menjadi Rp 230,63 miliar per kuartal III-2015 dibandingkan posisi Rp 192,34 miliar per kuartal III-2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News