Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lonjakan harga minyak ikut membakar semangat perusahaan batubara pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Mereka kini tengah mengevaluasi untuk menambah jumlah produksi batubara sekitar 10% pada semester II 2018 nanti.
Apalagi, pemerintah juga telah memberikan lampu hijau kepada pemilik PKP2B untuk menambah produksi 10% setelah mereka melaksanakan kewajibannya menyuplai batubara dalam negeri (Domestic Market Obligation), dengan harga patokan US$ 70 per ton.
Salah satu perusahaan yang bersiap menambah produksi: PT Arutmin Indonesia. Tahun ini, mereka menargetkan produksi 28,8 juta ton. Artinya jumlah produksi yang wajib dijual ke PLN 25% atau setara 7,2 juta ton. Chief Executive Officer (CEO) Arutmin, Ido Hotna Hutabarat menyebut, realisasi DMO batubara untuk PLN sebesar 3,2 juta ton.
Rencananya perusahaan ini akan menambah produksi 10% pada kuartal IV-2018. Arutmin sedang menimbang produksi hingga Juni nanti. Saat ini mereka tengah meninjau kesiapan peralatan pendukung untuk menambah produksi tersebut.
Sementara, Direktur Utama Kideco Jaya Agung, Kurnia Ariawan juga menyatakan akan menambah produksi batubara tahu ini. Senada dengan Ido, saat ini mereka masih meninjau kesiapan secara operasional untuk penambahan produksi. "Jadi tidak sesederhana langsung menambahkan produksi juga. Mekanismenya kami sedang diskusikan seperti apa," tandasnya.
Kideco Jaya Agung pada tahun 2018 ini menargetkan produksi batubara sebanyak 32 juta ton. Sementara untuk 25%-nya atau sebanyak 8 juta ton akan diberikan kepada PLN. "Kami sudah menjual ke domestik 32% atau di atas kewajiban DMO," tandasnya.
Beda dengan Ido dan Kurnia, Direktur PT Adaro Energy, Lie Luckman untuk penambahan produksi 10% itu perusahaan harus mengajukan revisi rencana kerja anggaran dan biaya (RKAB) tahunan. Adaro belum ada rencana untuk mengambil insentif yang diberikan oleh Kementerian ESDM itu.
Adapun saat ini, sesuai dengan RKAB, Adaro akan produksi batubara sepanjang 2018 sebesar 50 juta ton. Artinya jika dihitung sebesar 25% maka DMO tahun ini jatuh sekitar 12,5 juta ton.
Sesuai rencana produksi Januari - April 2018, rencana produksi Adaro 14,1 juta ton sehingga porsi 25% DMO setara 3,5 juta ton. "Pemenuhan DMO Januari-April sudah 4,1 juta ton sehingga sekitar 580.000 metrik ton lebih tinggi dari rencana," ungkapnya.
Saat ini Adaro telah menyuplai batubara untuk delapan PLTU, yaitu pembangkit listrik Cirebon Electric Power, General Energy Bali, Paiton Power Plant 3, 7, 8, Jawa Power, PJB, Indonesia Power dan Jeneponto PP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News