kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Peternak belum untung, suplai DOC tetap dikurangi


Jumat, 02 Mei 2014 / 15:25 WIB
Peternak belum untung, suplai DOC tetap dikurangi
ILUSTRASI. Manfaat Makan Kangkung untuk Kesehatan Tubuh


Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengurangan suplai pasokan bibit ayam berumur sehari atau day old chicken (DOC) sebesar 15% masih akan terus berlanjut. Berdasarkan informasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini harga produksi yang dikeluarkan oleh peternak rakyat masih dibawah harga jual.

Muhammad Luthfi Menteri Perdagangan mengatakan, harga jual ayam dari peternak lebih rendah hingga Rp 3.000-Rp 4.000 per kilogram (kg) hidup dibandingkan biaya produksinya yang mencapai Rp 15.000-Rp 18.000 per kg hidup. "Itu bahaya, kasihan (peternak) karena besar dampaknya," ujar Lutfi, Jumat (2/5).

Dengan kondisi tersebut, membuat para pedagang kesulitan dalam memasarkan produk ayamnya. Kemendag sendiri mengharap harga ayam stabil sehingga tidak merugikan peternak rakyat. Bahkan, Lutif bilang bila hal ini tidak segera diselesaikan akan mengakibatkan Indonesia tergantung kepada impor. 

Sebelumnya, Bayu Krisnamurthi Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, berdasarkan kesepakatan bersama dengan kalangan pelaku indistri harga maksimal DOC yang ditetapkan adalah Rp 3.200 per ekor.

Secara singkat Bayu menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah dengan mengatur suplai dan harga DOC tersebut adalah sebagai upaya untuk menyelamatkan peternak ayam rakyat. Bayu bilang, dalam 2-3 tahun terakhir posisinya sangat sulit.

Dalam setahun, peternak ayam rakyat biasanya mengalami rugi hingga tujuh bulan, sedangkan untungnya lima bulan. "Kita ingin sekarang tidak terlalu besar ruginya, sehingga tidak harus menaikkan harga terlalu tinggi pada saat musim permintaan tinggi seperti ramadan atau lebaran," kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×