kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulan Ini, Harga Pakan Ternak Naik 5%


Jumat, 24 Januari 2014 / 07:13 WIB
Bulan Ini, Harga Pakan Ternak Naik 5%
ILUSTRASI. Foto udara area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Jojon/wsj.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mengakibatkan ongkos produksi pakan ternak ikut naik. Imbasnya, produsen pakan ternakĀ  harus menaikkan harga jual pakan ternak rata-rata 5% mulai bulan ini.

Desianto, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) mengatakan, produsen menaikkan harga pakan ternak mulai pertengahan Januari 2014. "Harga pakan kami naikkan karena nilai tukar dollar terhadap rupiah secara stabil terus tinggi, rupiah melemah" terang Desianto, Kamis (23/1).

Maklum, bahan baku pakan ternak seperti jagung dan bungkil kedelai sebagian besar masih impor. Artinya, pengusaha pakan ternak terpengaruh langsung dengan pelemahan nilai tukar rupiah.

Saat ini harga jagung dengan kadar air 15% di kisaran Rp 3.400 - Rp 3.600 per kilogram (kg). Kenaikan harga pakan unggas ini bervariasi berdasarkan jenis pakannya. Harga pakan unggas jenis complete feed misalnya, rata-rata naik sekitar Rp 300 per kg. Sedangkan harga pakan ternak jenis konsentrat naik rata-rata Rp 500 per kg.

Seperti ditulis KONTAN pada awal Januari 2014 harga pakan ayam jenis broiler di kisaran Rp 6.350 per kg - Rp 6.500 per kg. Sementara pakan ternak layer Rp 5.000 per kg - Rp 5.500 per kg.

Para peternak hanya bisa pasrah menghadapi kenaikan harga pakan. Arif Achsanul Haq, peternak ayam di Serang, Banten ini mengaku tak bisa serta merta menaikkan harga jual ayamnya. "Karena harga ayam masih tertekan oleh banyaknya suplai ayam di pasar akibat jumlah day old chicken (DOC) yang besar," katanya.

Dalam hitungan Arif, kenaikan harga pakan sebesar Rp 500 per kg dari Rp 6.500 per kg menjadi Rp 7.000 per kg akan menaikkan biaya produksi sekitar Rp 775 per kg bobot hidup ayam. Sehingga jika dikalikan bobot rata-rata ayam berukuran 1,5 kg per ekor, maka akan mengerek biaya produksi sebesar Rp 1.162 per ekor.

Namun, lantaran pasokan ayam berlebih, saat ini Arif hanya bisa menjual ayam dengan kisaran harga Rp 14.500 per ekor (bobot 1,5 kg). Harga ini masih jauh di bawah harga pokok produksi ayam dengan harga pakan baru yang sebesar Rp 15.125 per ekor.

Karenanya, Arif berharap pemerintah bisa mengatur suplai DOC ini agar harga ayam hidup tetap stabil dan menguntungkan peternak. "Perlu pengaturan DOC agar harga ayam baik. Harusnya dihitung betul kebutuhan danĀ  suplai yang ada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×