Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan memiliki tambahan jumlah kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 140 megawatt (MW) tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi mengatakan, tambahan kapasitas pembangkit listrik ini akan berasal dari beberapa PLTP di Indonesia.
Seperti dari PLTP Ijen milik PT Medco Cahaya Geothermal (MCG), beberapa PLTP milik Pertamina Geothermal Energy (PGEO), PLTP Salak Binary milik Star Energy Geothermal hingga PLTP Sorik Marapi milik KS Orka Renewables Pte. Ltd.
"Sekitar 140 MW additional, mungkin dari Ijen sekitar 35 MW hingga 38 MW, kemudian PGE sebesar 55 MW dari Salak dan KS Orka Renewables," kata Julfi dalam press conference 11th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) Tahun 2024 di Jakarta, Senin, (14/04).
Baca Juga: Indonesia Gaspol! Target Kalahkan AS soal Kapasitas PLTP di 2029
Julfi menambahkan, sebagai negara dengan potensi panas bumi yang besar, API dan pemerintah akan terus mendorong percepatan PLTP dengan target 5.000 MW hingga Indonesia dapat menjadi produsen geotermal terbesar di dunia.
"Intinya percepatan supaya tahun depan bisa mencapai 5.000 MW dan bisa menjadi produser geotermal terbesar di dunia sebelum 5 tahun," tambahnya.
API tengah mempersiapkan white paper atau panduan terkait industri panas bumi di Indonesia. Panduan ini ditargetkan dapat selesai pada September 2025 atau sebelum pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) ke-11.
"White paper ini mudah-mudahan bisa kita launching di IIGCE. Ini adalah formula, karena di back up oleh IPP, di luar, covernya itu pemerintah. Jadi dari pemerintah, IPP, dan PLN, itu nomor satu," kata Julfi.
Baca Juga: Menteri ESDM Pastikan Proyek PLTP 40 MW di Maluku Masuk RUPTL 2025-2034
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News