Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melaporkan telah berhasil melakukan upaya optimalisasi sumur minyak lama.
Setelah 14 tahun nonaktif sejak 2010, Anjungan EZB di lepas pantai Kabupaten Subang berhasil diaktifkan kembali, dan kini memberikan kontribusi produksi minyak mentah sebesar 374 barel minyak per hari (BOPD).
Keberhasilan ini dicapai melalui pengaktifan kembali dua sumur awal, yakni EZB-1S dan EZB-3S, melalui test produksi pada 26 Oktober 2025.
Baca Juga: PHE Catatkan Produksi Minyak 557.000 Barel pada Semester I-2025
Langkah yang dilakukan PHE sejalan dengan komitmen ONWJ sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, untuk memaksimalkan aset eksisting dan secara agresif mendukung pencapaian target produksi nasional demi ketahanan energi.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, menjelaskan bahwa reaktivasi aset yang telah lama tidak beroperasi merupakan salah satu strategi kunci dalam menjaga laju produksi migas di tengah tantangan alamiah penurunan produksi di lapangan-lapangan yang sudah beroperasi puluhan tahun.
"Ini adalah bukti komitmen kami dalam menjalankan nilai Amanah dalam mengelola aset negara. Misi kami jelas, yaitu membangunkan kembali setiap potensi yang masih tersimpan demi kontribusi nyata bagi produksi nasional," ujar Wira, sapaan akrab Muzwir Wiratama dalam keterangan tertulis, Senin (03/11/2025).
Wira menekankan bahwa menghidupkan kembali fasilitas yang telah nonaktif selama lebih dari satu dekade bukanlah pekerjaan sederhana. Operasi ini menuntut analisis mendalam dan standar keselamatan yang ketat.
"Tim kami harus memastikan kembali integritas seluruh fasilitas, menganalisis ulang data bawah permukaan (subsurface), dan menerapkan teknologi yang adaptif untuk 'memancing' minyak keluar dari sumur-sumur tua ini," tambah dia.
Baca Juga: Pertamina Hulu Energi (PHE) Cari Potensi Migas Baru di Cekungan Manui
Keberhasilan 374 BOPD pertama ini, dilakukan dengan mengidentifikasi metode paling efektif, dalam hal ini optimalisasi gas lift.
"Sederhananya, kami memberikan 'napas buatan' atau dorongan energi baru ke dalam sumur untuk membantu mengangkat minyak yang tersisa ke permukaan," lanjut Wira.
Menurut Wira, Pertamina tidak bisa hanya bergantung pada penemuan-penemuan cadangan migas baru semata.
"Kita harus cerdas dalam mengelola apa yang sudah kita miliki. Setiap barel minyak yang berhasil kita produksi dari lapangan tua yang dihidupkan kembali adalah sebuah kemenangan bagi efisiensi dan langkah konkret mendukung kemandirian energi Indonesia. Ini adalah wujud kolaborasi yang solid antar fungsi di PHE ONWJ yang bekerja tanpa lelah," tegasnya.
Menurut Wira, pencapaian di sumur EZB-1S dan EZB-3S baru permulaan. Perusahaan telah memiliki rencana kerja lanjutan yang sistematis untuk terus mengoptimalkan seluruh potensi di anjungan tersebut.
"Angka 374 BOPD ini adalah gain awal yang sangat menjanjikan. Tim akan terus melakukan monitoring ketat dan optimalisasi lebih lanjut. Rencana ke depan sudah jelas. Kami akan lanjutkan pekerjaan serupa di sumur-sumur lain di Anjungan EZB, seperti EZB-1L, EZB-4, dan EZB-2. Kami akan kejar setiap tetes minyak yang bisa diproduksi, secara aman, efisien, dan berkelanjutan," tutupnya.
Selanjutnya: Tak Hanya Fasilitas, KAI Ingatkan Sikap Penumpang Jadi Kunci Kenyamanan Naik Kereta
Menarik Dibaca: Tak Hanya Fasilitas, KAI Ingatkan Sikap Penumpang Jadi Kunci Kenyamanan Naik Kereta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













