Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri layanan kesehatan memiliki peranan besar akan pelestarian lingkungan. Melihat hal ini, Philips Indonesia merasa banyak pekerjaan dan aksi yang dilakukan untuk mendukung bisnis kesehatan berkelanjutan.
Astri Ramayanti, Presiden Direktur Philips Indonesia, dalam pertemuannya dengan awak media Senin (24/6) menuturkan, layanan kesehatan telah menyumbang 4,4% emisi karbondioksia (CO2).
Dalam temuan yang disoroti oleh World Economic Forum tersebut, sumbangan 4,4% itu lebih besar dibandingkan dengan sektor penerbangan atau pelayaran.
Tidak hanya itu, Astri mengatakan, pada alat kesehatan, 10% produk mereka menggunakan bahan mentah yang diekstraksi setiap tahunnya.
"Secara global, dengan penggunaan 10% bahan mentah pada setiap alat kesehatan yang diproduksi, hal ini dapat menggangu dan juga merusak lingkungan," sebut Astri dalam paparannya di Jakarta.
Disisi lain, Astri menyebutkan, rumahsakit juga memproduksi 13 kilogram limbah per tempat tidur setiap harinya. Limbah yang dimaksud ini termasuk benda tajam, sisa kemoterapi, dan limbah pathological.
Baca Juga: Philips AVENT Serukan Gerakan ShareTheCare Guna Mendukung Kesehatan & Kebahagiaan Ibu
Sebanyak 15-25% limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya. Selain itu, bahan pakai medis dengan jangka waktu yang pendek, juga digunakan dalam jumlah besar.
"Akibatnya, bahan habis pakai ini menjadi sumber utama limbah. Hal ini juga berdampak kepada tekanan keuangan pada sistem kesehatan," tambahnya.
Terakhir, supply chain juga bertanggungjawab atas kontribusi emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 71%. Supply chain yang dimaksud ini termasuk pada tahapan produksi, transportasi, dan pembuangan barang dan jasa,
Melihat hal itu, Astri menyebutkan, Philips terus berinovasi untuk masyarakat, pasien, dan juga planet bumi dengan menyediakan akses kepada layanan kesehatan yang berkualitas dan juga berkelanjutan.
Salah satu contoh rilnya adalah EcoDesign penerapan teknologi BlueSeal pada solusi MRI yang dilakukan Phillips Mei lalu. Astri menjelaskan, Philips melakukan pemasangan MRI dengan teknologi BluSeal ke 1.111 rumah sakit dan swasta di seluruh dunia.
Baca Juga: Philips Teken Nota Kerjasama dengan Rumah Sakit Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita
Inovasi ini, kata Astri, memiliki sistem kandungan helium lebih dari 1.500 hingga 7 liter, di mana melalui teknologi Philips, mitra tidak perlu untuk melakukan isi ulang seumur hidup.
Inovasi ini juga memiliki pengurangan berat magnet sebesar 900kg, di mana beban tersebut merupakan 7% lebih ringan dibandingkan dengan produk sebelumnya.
"Hingga Mei lalu, Philips telah menghemat lebih dari 1,9 juta liter helium dengan memiliki lebih dari 1.100 instalasi secara global," jelasnya.
Astri menilai, untuk terus mewujudkan industri kesehatan yang berkelanjutan perlu kolaborasi banyak pihak di Indonesia. Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan berbagai stakeholders, seperti sektor publik/pemerintah, NGO dan dengan sektor swasta lainnya.
"Dengan berkolaborasi, kita dapat mendukung dan mendorong aksi-aksi global, khususnya pada pelestarian lingkungan, termasuk ekonomi sirkular, dan meningkatkan dampak sosial," imbuh Astri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News