kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pinago Utama (PNGO) siapkan capex Rp 80 miliar di 2021


Jumat, 28 Mei 2021 / 16:41 WIB
Pinago Utama (PNGO) siapkan capex Rp 80 miliar di 2021
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen sawit dan karet, PT Pinago Utama Tbk (PNGO) menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar untuk tahun 2021. 

Bambang Palgoenadi, Presiden Direktur PNGO menjelaskan, anggaran untuk capex tahun ini berasal dari kas internal perusahaan. 

Meskipun di tahun ini PNGO berencana untuk tetap fokus pada replanting, Bambang menyebut, belanja modal di tahun ini mayoritas akan dialokasikan untuk infrastruktur. 

"Belanja modal akan banyak digunakan untuk infrastruktur khususnya perbaikan jalanan di kebun, sarana perumahan, dan lain sebagainya. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi," kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (28/5). 

Mengenai rencana tersebut, Bambang memberikan gambaran bahwa investasi replanting kebun sawit membutuhkan dana sekitar Rp 60 juta sampai dengan Rp 70 juta per hektare (ha). Adapun rencana replanting ini akan dilaksanakan ke area seluas 1.200 ha hingga tiga tahun ke depan. 

"Biaya Rp 60 juta per ha ini bukan dalam waktu setahun, melainkan sampai menghasilkan. Jadi mulai dari ditumbang, ditanam, dipelihara, hingga nanti berproduksi. Kalo sawit biasanya sampai empat tahun ke depan baru produksi," jelas Bambang. 

Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) akan bagikan dividen Rp 52 per saham

Tak hanya replanting kebun sawit saja, PNGO juga berencana melakukan replanting di kebun karet miliknya hingga 200 ha sampai 300 ha dalam beberapa tahun ke depan. 

Sayang, Bambang tidak memerinci berapa biaya yang dibutuhkan. Dia hanya memberi gambaran bahwa investasi replanting kurang lebih sama seperti sawit. Hanya saja waktu produksinya lebih lama hingga 6 tahun. 

Bambang memproyeksikan, tahun ini produksi sawit akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya di 2020, produksi sawit nasional turun karena musim kering tahun 2019 yang cukup parah.

Nah, di tahun ini produksi sawit akan jauh lebih baik dan harga jual sampai dengan Mei 2021 sedang sangat tinggi. Namun, Bambang tidak menampik bahwa harga komoditas bisa sewaktu-waktu naik signifikan tetapi bisa juga lumayan koreksinya.  

Oleh karenanya, PNGO tidak bersandar hanya kepada harga komoditas, tetapi fokus menjaga serta meningkatkan volume produksi. 

"Jadi kalo harga sawit kami agak susah prediksinya. Tetapi kalau untuk volume produksi sudah pasti akan lebih besar dari tahun lalu," jelas dia. 

Bambang memaparkan, hingga kuartal I-2021, produksi sawit PNGO sudah naik di atas 20% yoy. Adapun, di sepanjang tahun ini perusahaan memproyeksikan volume produksi sawit akan tumbuh di kisaran 20%-25% yoy. 

Berdasarkan laporan tahunan Pinago Utama, kapasitas pabrik kelapa sawit yang dimiliki PNGO mampu mengolah 120 ton per jam. Saat ini perusahaan baru menggunakan kapasitas 70 ton per jam. Untuk PK, PNGO memiliki kemampuan penggilingan sebesar 300 ton per hari. 

 

Di samping pabrik kelapa sawit, PNGO juga memiliki mesin  pengolahan karet menjadi SIR dengan kapasitas terpasang 6.000 ton per bulan dengan kapasitas terpakai 4.500 ton per bulan. 

Selain itu, PNGO juga memiliki pabrik RSS dengan kapasitas terpasang 600 ton per bulan dengan kapasitas terpakai 325 ton per bulan.

Selanjutnya: Kenaikan harga CPO picu tumbuhnya pendapatan Cisadane Sawit Raya di kuartal I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×