kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN Bakal Kerek Rasio Elsktrifikasi Indonesia Timur Jadi 48%


Senin, 03 Mei 2010 / 10:39 WIB
PLN Bakal Kerek Rasio Elsktrifikasi Indonesia Timur Jadi 48%


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Perusahaan setrum plat merah, PT PLN (Persero) menargetkan akan menaikkan rasio elektrifikasi di kawasan Indonesia Timur. Tahun lalu, rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur hanya sebesar 43%. Tahun ini, rasio elektrifikasi di kawasan Indonesia Timur akan mencapai 48%.

"Naiknya rasio elektrifikasi tidak terlalu banyak cuma 5% dari tahun lalu," kata Direktur Indonesia Timur, PLN, Vickner Sinaga.

Saat ini, jumlah pelanggan PLN di kawasan Indonesia Timur hanya mencapai 4,8 juta pelanggan. Jumlah ini merupakan 12% dari jumlah pelanggan nasional.

Menurut Vickner, permintaan sambungan baru di kawasan Indonesia Timur cukup banyak. Berdasarkan catatan PLN, ada sekitar 557.503 pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu. Namun, tak semua pelanggan bisa terpenuhi kebutuhannya secara keseluruhan. Ia menargetkan hanya mampu memberikan sambungan baru untuk 150.000 pelanggan.

"Beban puncak Indonesia timur sebesar 2.124 mw namun, daya mampu-nya hanya sebesar 1.960 MW," kata Vickner.

Meski demikian, Vickner menjanjikan tidak akan ada pemadaman lagi untuk wilayah Indonesia Timur pada 31 Desember 2010. Ia optimistis hal tersebut bisa terjadi, karena pada tahun ini PLN akan menambah beberapa pembangkit baru ataupun membeli excess power untuk menambah pasokan di wilayah Indonesia Timur.

Di antara beberapa wilayah operasi Indonesia Timur, terutama di kawasan Papua, terdapat beberapa daerah yang belum mendapat pasokan listrik dari PLN. Di Papua, masih terjadi defisit listrik sebesar 10%.

"Maluku sampai Februari merupakan daerah terparah yang pernah ada di Indonesia Timur. Defisitnya mencapai 60%, dari 38 mw beban puncak saya hanya bisa produksi 18 mw. Per 13 maret kemarin, defisitnya tinggal 20%. Per tanggal 28 April, Ambon tidak defisit lagi. Mudah-mudahan bisa bertahan terus," kata Vickner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×