kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN gandeng Masdar garap PLTS terapung pertama di Indonesia


Selasa, 07 Januari 2020 / 21:08 WIB
PLN gandeng Masdar garap PLTS terapung pertama di Indonesia
ILUSTRASI. Foto udara bendungan Waduk Cirata di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang bakal dijadikan lokasi PLTS terapung pertama di Indonesia


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya menggandeng Masdar, anak usaha Mubadala, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata.

Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan, melalui anak usaha PLN, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), perusahaan setrum plat merah tersebut segera menandatangani perjanjian jual-beli listrik alias Power Purchase Agreement (PPA).

Lebih lanjut Sripeni bilang, penandatangan PPA akan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke UEA pekan depan.

Baca Juga: Obligasi PLN senilai Rp 1,78 triliun jatuh tempo pada Januari 2020

Terkait harga, kesepakatan yang diraih bersama Masdar telah melalui proses lelang dan mendapatkan harga yang cukup rendah, yakni US$ 5,8 sen per kWh. "Kami akan tandatangan PPA di depan presiden, Harga listriknya US$ 5,8 sen," jelas dia, Selasa (7/1).

Terkait nilai investasi, Sripeni menyebut bahwa PLTS terapung pertama di Indonesia ini akan menelan biaya senilai US$ 129 juta. Adapun, porsi kepemilikan yang dipegang PJB sebesar 51% dan 49% untuk Masdar dengan jangka waktu 25 tahun.

Nantinya, otal kapasitas PLTS Cirata mencapai 145 Megawatt (MW). Namun pembangunannya bakal dikerjakan bertahap hingga tahun 2022.

Untuk tahap pertama, kapasitas yang akan dibangun sebesar 50 MW. Pembangunan tahap pertama ini akan dilakukan setelah proses financial close (FC) pada akhir 2020.

Sehingga, awal tahun 2021, PLTS Cirata tahap pertama sudah memulai konstruksi dan ditargetkan bisa selesai di tahun yang sama. "Jadi awal 2021 sudah mulai konstruksi, targetnya 50 MW selesai 2021. Sisanya di 2022," pungkas Sripeni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×