kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN Indonesia Power Bukukan Produksi Listrik 509 GWh Lewat Program Cofiring


Kamis, 07 Maret 2024 / 08:18 WIB
PLN Indonesia Power Bukukan Produksi Listrik 509 GWh Lewat Program Cofiring
ILUSTRASI. Produk biomassa untuk campuran atau?co-firing?pembangkit listrik tenaga uap.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN Indonesia Power (PLN IP) mencatatkan produksi listrik mencapai 509 Giga Watt hour (GWh) melalui program cofiring biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada 2023.

Melalui program ini, PLN Indonesia Power juga berhasil menurunkan 555.339 ton emisi karbon (CO2) pada 2023.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, capaian ini menjadi wujud komitmen perusahaan dalam membantu pemerintah menerapkan transisi energi.

Menurut Edwin, PLN IP telah berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 555.339 ton CO2 atas penerapan cofiring pada 18 PLTU, dengan memanfaatkan 478.741 ton biomassa dan menghasilkan energi bersih sebesar 509,54 GWh.

"Sepanjang 2023, PLN Indonesia Power sukses melakukan penurunan emisi karbon melalui peningkatan penggunaan biomassa sebagai substitusi batubara," kata Edwin dalam siaran pers, Kamis (7/3). 

Baca Juga: Meningkat, Kebutuhan Biomassa PLN Tahun 2024 Capai 2,2 Juta Ton

Adapun, pembangkit yang telah menerapkan cofiring sampai dengan tahun 2023 ini adalah PLTU Suralaya 1-4, Sanggau, Jeranjang, Suralaya 5-7, Lontar, Labuan, Pelabuhan Ratu, Adipala, Suralaya 8, Asam-asam, Sintang, Barru, Berau, Pangkalan Susu, Holtekamp, Bengkayang, Labuan Angin dan PLTU Ombilin.

Edwin menambahkan, cofiring merupakan wujud nyata PLN IP dalam mendukung PLN memimpin transisi energi di Indonesia, serta mendorong pencapaian target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025. 

"Program cofiring yang memanfaatkan biomassa ini merupakan langkah nyata PLN IP dalam mendukung transisi energi di PLN Group, juga membantu pemerintah dalam mencapai target EBT dalam bauran energi nasional," tuturnya. 

Edwin melanjutkan, program cofiring yang memanfaatkan berbagai jenis bahan baku seperti serbuk gergaji, cangkang sawit, kepingan kayu, sampah hingga limbah uang kertas, pemanfaatan bahan baku tersebut menciptakan dampak berganda bagi perekonomian. Pasalnya, masyarakat bisa berperan dalam menyediakan bahan baku biomassa, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.

Baca Juga: Pasar PLTS Tahun Ini Masih Stagnan, Produsen Panel Surya Pilih Ekspor

"Dalam menjaga pasokan biomassa PLN IP juga bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat, sehingga turut mewujudkan Indonesia yang bersih, mandiri energi, serta meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)," ungkap Edwin

Menurut Edwin, keberhasilan cofiring ini baru sebuah awal bagi PLN Indonesia Power dalam menerapkan transisi energi, ke depan PLN akan terus berupaya mengakselerasi transisi energi di Indonesia.

"Kami sedang menyiapkan berbagai program pengembangan EBT pada sektor kelistrikan untuk mewujudkan transisi energi sesuai dengan target dan menjadikan PLN sebagai pemimpin transisi energi," pungkas Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×